Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Terang Ribuan Kilogram Beras Bansos yang Dikubur di Depok

Kompas.com - 03/08/2022, 11:08 WIB
Singgih Wiryono,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

Belum tentu milik Kemensos

Inspektur Jenderal Kemensos Dadang Iskandar mengatakan, temuan Bansos yang dikubur di Depok belum tentu milik Kemensos.

Kemungkinan tersebut didapat setelah melakukan verifikasi lapangan pada Senin (1/8/2022) dan mencocokan data terhadap program bantuan yang diluncurkan Kemensos.

Dadang menyebut saat verifikasi lapangan, Kemensos menemukan sejumlah bahan pokok yang dikubur, termasuk bau telur busuk yang menyertai.

Kejanggalan juga terlihat dari kemasan kantung beras yang berukuran 5 kilogram dan 20 kilogram.

Baca juga: Inspektorat Sebut Bansos Dikubur di Depok Belum Tentu Milik Kemensos

Setelah dicocokan, program Bansos yang terkait dengan ukuran kantung harusnya memiliki label "Bantuan Presiden melalui Kemensos", sedangkan di lapangan kantung beras tidak terlihat label tersebut.

Dadang juga melakukan verifikasi ke pihak Bulog. Pihak Bulog menyebut bantuan yang mereka salurkan bukan hanya dari Kemensos, tetapi juga Bansos dari pemerintah daerah setempat.

Ditambah bantuan dari Kemensos tidak menyertakan bahan pokok selain beras.

"Penjelasannya dari pihak Bulog, bahwa bantuan ini bukan hanya dari Kemensos. Ada juga dari Pemda pun melakukan pemberian bantuan yang sejenis ada gula, ada telur. Kalau Kemensos sendiri tidak ada telur tidak ada tepung, tapi di lapangan kondisinya itu bau busuk, bau telur dan segala macam," papar Dadang.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengaku, cukup memahami apabila Kemensos tidak mengetahui soal penyaluran paket bantuan.

Baca juga: JNE Kubur Bansos Presiden di Depok, Kemensos: Kami Tidak Kerjasama dengan Ekspedisi Itu...

 

Sebab, pada prinsipnya Kemensos hanya mengetahui bahwa bantuan itu sudah sampai ke sasaran, sementara penyaluran menjadi tugas Bulog selaku penanggung jawab.

"Itu kan tanggung jawab kita yang tahu. Prinsipnya adalah Kemensos berikan data penerima. Kemensos tahunya sampai ke penerima-penerima itu. Karena kita penugasannya kan memang untuk menyiapkan barangnya sampai pada sasarannya," ujar Buwas.

Dalam pengiriman bantuan, ia menambahkan, Bulog bekerja sama dengan PT DNR dan PT Pos Indonesia. Buwas tak mempersoalkan bila dalam kerja sama itu, PT DNR maupun PT Pos Indonesia melakukan kerja sama dengan pihak ekspedisi lain, seperti JNE.

"Mau dilaksanakan oleh Gojek (atau JNE) ya boleh-boleh saja. Yang penting sampai kepada sasaran dong," kata Buwas kepada Kompas.com, Selasa (2/8/2022).

Baca juga: Besok, Timsus Polda Metro Cek Lokasi Penimbunan Sembako Bansos Presiden di Depok

 

"Tapi kan penanggung jawab kepada yang men-sub-kan itu. Kita kontraknya pada si A, nah sudah dia tanggung jawab pada kontrak itu," tambahnya.

Meski demikian, Buwas mendukung pengusutan yang kini tengah dilakukan oleh aparat kepolisian. Menurutnya, bila ada indikasi perkara korupsi di dalamnya, hal itu harus diusut.

"Kalau ditemukan di kemudian hari ada penyimpangan, ya bagus lah. Ya harus ditindak. Kalau itu pidana, dipidanakan," ucapnya.

Di sisi lain, Risma berharap, tim yang dibentuk nantinya bisa mengungkap fakta kapan peristiwa penguburan itu terjadi dan program Bansos mana yang dilakukan penguburan.

"Sebetulnya saat ini sudah mulai ada titik terang hasilnya, cuma kita belum berani menginformasikan kejadian yang terjadi di Depok itu seperti apa," kata Risma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com