JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini menjelaskan, Bantuan Sosial (Bansos) yang ditimbun di Depok merupakan bantuan yang rusak karena kehujanan.
Penjelasan tersebut, kata Risma, didapat dari Menteri Koordinator PMK Muhadjir Effendy.
"Pak Menko menyampaikan itu bahwa saat itu pengiriman bantuan beras itu dilakukan oleh Bulog. Nah, kemudian di perjalanan itu pengirim bantuan itu barangnya itu kehujanan," ujar Risma saat konferensi pers, Selasa (2/8/2022).
Karena rusak dan kehujanan, Bansos tersebut akhirnya diganti dengan beras yang baru.
Baca juga: Inspektorat Jenderal Kemensos Duga Beras Bansos yang Dikubur di Depok Bukan Milik Mereka
Penggantian Bansos pun ditanggung oleh ekspedisi yaitu JNE.
"Mereka harus mengganti, karena meskipun mereka tidak tahu kualitas beras itu seperti apa tapi dia sudah kehujanan. Gitu perjanjiannya katanya," ucap Risma.
Risma juga menyebut, penggantian Bansos yang rusak dan ditimbun di Depok tersebut sudah terlaksana.
"Sudah ada keterangan bahwa memang diganti oleh penerima jasa transporternya beras itu," kata dia.
Baca juga: Soal Bansos Dikubur di Depok, Bulog Jelaskan Kemungkinan Keterlibatan JNE
Namun, terkait alasan mengapa bantuan yang rusak tersebut ditimbun, Risma menjelaskan sudah membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas peristiwa itu.
Risma menunjukkan Kepala Inspektur Kemensos Dadang Iskandar agar kasus itu bisa dibuka dengan terang.
"Jadi setelah kasus itu mencuat, saya menugaskan tim kami yang dipimpin oleh Kepala Inspektor kemudian dengan beberapa anggota serta dari Dirjen yang menangani bantuan," ucap Risma.
Sebelumnya, sebuah tayangan video memperlihatkan bantuan sosial (Bansos) Presiden yang ditimbun di sebuah lahan kosong di Jalan Tugu Jaya Kampung Serab, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok.
Video tersebut telah beredar luas melalui postingan akun Instagram @infodepok_id pada Minggu (31/7/2022).
"Diduga tumpukan sembako bantuan presiden (banpres) ditemukan dalam keadaan dikubur dalam tanah di sebuah lahan kosong di Jalan Tugu Jaya Kampung Serab, Tirtajaya, Depok," tulis akun @infodepok dikutip pada Minggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.