Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Sebut Idealnya Pilpres Diikuti Tak Lebih dari 3 Pasangan Calon

Kompas.com - 31/07/2022, 16:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menganggap bahwa jumlah ideal kandidat dalam pemilihan presiden tak lebih dari 3 pasangan calon.

Hal itu ia ungkapkan ketika ditanya kemungkinan PDI-P mengusung calon presiden-wakil presiden tanpa berkoalisi dengan partai politik lain.

"Dalam konteks ideal, mengingat syarat-syarat menang pemilu tidak mudah karena itu basis legitimasi seorang pemimpin nasional kita, tentu saja secara ideal itu adalah 2 pasangan calon atau 3 pasangan calon paling banyak," ujar Hasto ketika ditemui di kantor DPP PDI-P, Minggu (31/7/2022).

Baca juga: Ingin Jadi Partai Pertama Daftar Pemilu, DPP PDI-P Jalan Kaki ke KPU Besok Pagi

"Jelas kita ingin pemilu itu efisien, pemilu itu efektif, dan mampu melahirkan sosok pemimpin nasional yang hebat," ia menambahkan.

Diketahui, PDI-P menjadi satu-satunya partai politik yang dapat mengusung calon presidennya sendiri tanpa koalisi dengan pihak lain.

Sebab, perolehan kursi PDI-P di DPR RI sudah melampaui ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen kursi parlemen.

Sementara itu, partai-partai politik lain sudah mulai bergerilya membentuk koalisinya. PKB dan Gerindra disebut akan mengumumkan secara resmi koalisi mereka dalam waktu dekat.

Baca juga: Gelar Rakornas, Partai Berkarya Siap Daftar jadi Peserta Pemilu 2024

Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS juga disebut-sebut telah menjajaki kerja sama politik menuju 2024.

Sementara itu, PAN, Golkar, dan PPP sudah lebih dulu berkoalisi dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Hasto menyampaikan, dalam membentuk koalisi, partainya akan mempertimbangkan konteks sosial-politik bahkan dinamika keadaan internasional saat ini.

Menurutnya, selama ini, komunikasi dan kerja sama PDI-P dengan partai-partai politik dalam kabinet Jokowi terjalin dengan baik.

Baca juga: Besok, 11 Parpol Akan Mendaftar sebagai Calon Peserta Pemilu ke KPU

"Dalam kajian Burhanuddin Muhtadi, dalam kajian para akademisi, ada perbedaan-perbedaan ideologi itu suatu hal yang wajar. PDI berbeda dengan PKS, PDI berbeda dengan Demokrat, itu hal yang biasa di dalam politik sebagai diferensiasi sehingga rakyat punya pilihannya," jelas Hasto.

"Kita mengedepankan semangat gotong-royong. Ada berbagai perbedaan dan ini wajar," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com