Salin Artikel

PDI-P Sebut Idealnya Pilpres Diikuti Tak Lebih dari 3 Pasangan Calon

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menganggap bahwa jumlah ideal kandidat dalam pemilihan presiden tak lebih dari 3 pasangan calon.

Hal itu ia ungkapkan ketika ditanya kemungkinan PDI-P mengusung calon presiden-wakil presiden tanpa berkoalisi dengan partai politik lain.

"Dalam konteks ideal, mengingat syarat-syarat menang pemilu tidak mudah karena itu basis legitimasi seorang pemimpin nasional kita, tentu saja secara ideal itu adalah 2 pasangan calon atau 3 pasangan calon paling banyak," ujar Hasto ketika ditemui di kantor DPP PDI-P, Minggu (31/7/2022).

"Jelas kita ingin pemilu itu efisien, pemilu itu efektif, dan mampu melahirkan sosok pemimpin nasional yang hebat," ia menambahkan.

Diketahui, PDI-P menjadi satu-satunya partai politik yang dapat mengusung calon presidennya sendiri tanpa koalisi dengan pihak lain.

Sebab, perolehan kursi PDI-P di DPR RI sudah melampaui ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen kursi parlemen.

Sementara itu, partai-partai politik lain sudah mulai bergerilya membentuk koalisinya. PKB dan Gerindra disebut akan mengumumkan secara resmi koalisi mereka dalam waktu dekat.

Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS juga disebut-sebut telah menjajaki kerja sama politik menuju 2024.

Sementara itu, PAN, Golkar, dan PPP sudah lebih dulu berkoalisi dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Hasto menyampaikan, dalam membentuk koalisi, partainya akan mempertimbangkan konteks sosial-politik bahkan dinamika keadaan internasional saat ini.

Menurutnya, selama ini, komunikasi dan kerja sama PDI-P dengan partai-partai politik dalam kabinet Jokowi terjalin dengan baik.

"Dalam kajian Burhanuddin Muhtadi, dalam kajian para akademisi, ada perbedaan-perbedaan ideologi itu suatu hal yang wajar. PDI berbeda dengan PKS, PDI berbeda dengan Demokrat, itu hal yang biasa di dalam politik sebagai diferensiasi sehingga rakyat punya pilihannya," jelas Hasto.

"Kita mengedepankan semangat gotong-royong. Ada berbagai perbedaan dan ini wajar," lanjutnya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/31/16150301/pdi-p-sebut-idealnya-pilpres-diikuti-tak-lebih-dari-3-pasangan-calon

Terkini Lainnya

Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke