"Masyarakat juga selalu diimbau untuk menerapkam pola hidup bersih dan sehat sebagai upaya perlindungan mandiri terhadap potensi penularan penyakit itu," tambah Wiku.
Tetap waspada
Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan, seluruh pihak harus tetap waspada karena potensi penyakit cacar monyet (monkeypox) untuk masuk ke Indonesia tetap ada.
"Jadi, bahwa dia ada di Indonesia, sekali lagi saya sampaikan potensinya jelas ada," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/7/2022).
Baca juga: Cacar Monyet Jadi Darurat Global, Puan Minta Pemerintah Masifkan Sosialisasi
"Apa lagi sudah dari awal Januari bahkan. Di Amerika sendiri sebetulnya sudah lebih awal dideteksi," lanjut Dicky.
Menurut Dicky, cepatnya penyebaran cacar monyet karena arus mobilitas interaksi manusia yang luar biasa cepat di masa kini, walaupun masih dalam suasana pandemi Covid-19.
Faktor itu, kata Dicky, membuat potensi penyebaran cacar monyet di dunia menjadi sangat besar.
Di sisi lain, lanjut Dicky, cacar monyet memiliki masa inkubasi yang panjang, yaitu mencapai tiga pekan.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Memiliki Gejala Cacar Monyet?
Karena masa inkubasi yang panjang itu membuat orang terinfeksi masih bisa bepergian dan tidak terdeteksi karena gejala cacar monyet itu belum muncul.
Dicky juga menganjurkan supaya pemerintah tetap berupaya menyediakan vaksin cacar monyet sebagai langkah antisipasi.
Dicky mengatakan, vaksin buat menghadapi cacar monyet sebenarnya sudah tersedia dan sama dengan penyakit smallpox.
Akan tetapi, karena jumlahnya yang terbatas maka ada baiknya pemerintah bersiap untuk menyediakan vaksin cacar monyet itu.
Baca juga: Anggota DPR Minta Pemerintah Antisipasi Cacar Monyet Sebelum Merebak
"Namun ketersediaan yang relatif terbatas. Ini karena memang enggak banyak kasusnya. Dalam konteks ini, pemerintah Indonesia harus menyiapkan," ujar Dicky.
"Tidak mesti banyak. Potensinya tidak sebesar waktu Covid. Namun, masalah lain karena keterbatasan dan bisa berebut juga. Karena rata-rata vaksinasi untuk monkeypox ini ada yang dua kali suntik," ujar Dicky.
(Penulis Dian Erika Nugraheny | Editor Bagus Santosa, Icha Rastika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.