Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Dur: Tak Ada Jabatan yang Layak Dipertahankan dengan Pertumpahan Darah

Kompas.com - 24/07/2022, 08:30 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

"Enggak ganti baju dulu, Pak?"

"ENggak usah," jawab Gus Dur singkat kepada Alissa.

"Ya begitu, ya sudah maunya begitu. Akhirnya kita keluarnya begitu (menggunakan celana pendek)," kenang Alissa.

Saat Gus Dur keluar menggunakan kaos oblong dan celana pendek, massa pendukung Gus Dur yang sedang menggelar istigosah menangis sejadi-jadinya.

Baca juga: Saat Gus Dur Digoyang Skandal Buloggate-Bruneigate...

Setelah Gus Dur kembali masuk ke Istana, saat itulah beberapa Kyai memberitahukan di sekitar Jakarta sudah ada 3.000 santri yang siap mempertahankan Gus Dur di Istana Negara.

Sedangkan 300.000 santri lainnya akan tiba di Jakarta dengan segera. Mendengar kabar itu, Gus Dur berubah pikiran karena ada potensi konflik besar jika masa pendukungnya berbondong-bondong datang ke Istana Negara.

"Saya dipanggil lagi karena saya anak sulung, urusan belakang itu saya. Dipanggil Bapak, katanya 'besok kita keluar dari sini, kamu beresin semuanya' begitu," ungkap Alissa. 

"Kok berubah kenapa, Pak? Kan kemarin maunya mempertahankan ini."

Baca juga: Ramos Horta: Gus Dur Orang Indonesia Pertama yang Bahas Referendum Timor Leste

"Wis (sudah), Nak, ini santri banyak yang ke sini, enggak ada jabatan yang layak dipertahankan dengan pertumpahan darah rakyat, dah kita keluar."

Setelah Gus Dur memutuskan meninggalkan Istana, pihak keluarga kemudian berembuk karena kesehatan Gus Dur juga menjadi pertimbangan untuk pulang.

Dokter yang merawat Gus Dur mengatakan, cedera dialami akibat stroke bisa saja kambuh di saat pikirannya sedang kritis.

Untuk itu, Gus Dur akhirnya memutuskan bertolak ke Amerika Selain untuk berobat setelah keluar dari istana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com