Salin Artikel

Gus Dur: Tak Ada Jabatan yang Layak Dipertahankan dengan Pertumpahan Darah

Gus Dur diketahui "menyudahi" kepemimipinannya setelah 21 bulan karena dilengserkan oleh para politisi Senayan. Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001 memutuskan mencabut mandat terhadap Gus Dur dan menetapkan Megawati, wakil Gus Dur kala itu, sebagai Presiden kelima RI.

Di tengah situasi politik yang memanas, Alissa menyaksikan dari dekat bagaimana sang ayah melewati hari-hari yang sulit.

Di ruang kerjanya di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jumat (22/7/2022), Alissa bercerita detik-detik peristiwa itu.

Seminggu sebelum Gus Dur lengser, sebagai anak pertama Alissa lah yang pertama kali dipanggil ayahnya. Gus Dur berpesan agar semua keluarga dipindahkan dari Istana Negara ke rumah mereka di Ciganjur.

Ketika itu, massa pendukung dan penolak Gus Dur semakin ramai mengepung Istana. Gus Dur khawatir terjadi bentrokan besar. 

Namun, saat itu Alissa menolak. Dia terngiang cerita pelengseran Bung Karno yang terusir dari Istana Negara sendirian, tanpa satu pun sosok keluarga yang mendampingi.

Kisah Megawati yang kaget karena ayahnya sudah tak ada ketika pulang sekolah menjadi bayang-bayang. Saat itulah Alissa mengaku untuk pertama kali membantah perintah Gus Dur.

"Saya menolak, itu pertama kalinya saya menolak," ucap dia.

Saat itu terjadi dialog antara Alissa dengan Gus Dur. Dia bertanya, mengapa Gus Dur begitu ngotot dengan mempertahankan jabatannya yang sedang di ujung tanduk.

Alissa mengungkapkan kekesalannya karena merasa Gus Dur adalah sosok yang bekerja untuk rakyat, tapi justru diperlakukan seperti seorang yang mementingkan diri sendiri dan dianggap kriminal.

"Pak, kenapa sih kok kita ngotot banget, kenapa kita enggak udah sih meninggalkan tempat ini. Kita itu (seperti) enggak bermartabat banget, sekan-akan kita kriminal," kata Alissa.

Alissa menggambarkan kondisinya saat itu memang sedikit tertekan dengan adanya aksi demonstrasi yang berkepanjangan di depan istana.

Terlebih saat itu dia dalam kondisi baru melahirkan anak pertama. Anaknya baru berusia 40 hari kala itu.

Namun pertanyaan Alissa dijawab Gus Dur. "Enggak bisa nak, kita itu memperjuangkan konstitusi, kebenaran itu enggak bisa di-voting," kata Gus Dur.

Puncak Gus Dur "merelakan" jabatannya sebagai seorang presiden adalah momen dia keluar Istana Merdeka dengan menggunakan celana pendek.

Alissa mengatakan, maksud hati memberitahu Gus Dur bahwa ada dua kelompok yang sedang bersahutan di depan Istana, tepatnya 23 Juli 2001 sekitar waktu maghrib di Jakarta.

Alissa mengatakan, di depan ada masa yang saling mengadu suara, satu berorasi meminta Gus Dur mundur, satu lagi masa pendukung Gus Dur yang menggelar istigosah.

"Itu maghrib, masih ada yang istigosah aku bilang begitu. Jadi itu antara yang demo orasi dan suara orang ngaji itu sama-sama kenceng, adu pengeras suara," tutur Alissa.

Terjadi dialog singkat antara Alissa dan Gus Dur.

"Oh iyo," sahut Gus Dur.

"Nggih itu masih banyak yang (juga) istigosah di luar, kalau begitu aku atau Yeni yang menemui mereka nggak papa-papa," lanjut Alissa ketika itu.

"Wis, enggak apa-apa, bapak wae rono (bapak saja ke sana)," jawab Gus Dur.

"Dari teras saja dadah-dadah (melambaikan tangan)," saran Alissa kepada ayahnya.

"Ya wis ayo," imbuh Gus Dur.

Saat  dituntun ke kamar untuk pakai celana panjang dan baju engkap, Gus Dur berhenti.

"Loh iki nangdi? (ini mau ke mana?)," Gus Dur bertanya.

"Enggak ganti baju dulu, Pak?"

"ENggak usah," jawab Gus Dur singkat kepada Alissa.

"Ya begitu, ya sudah maunya begitu. Akhirnya kita keluarnya begitu (menggunakan celana pendek)," kenang Alissa.

Saat Gus Dur keluar menggunakan kaos oblong dan celana pendek, massa pendukung Gus Dur yang sedang menggelar istigosah menangis sejadi-jadinya.

Setelah Gus Dur kembali masuk ke Istana, saat itulah beberapa Kyai memberitahukan di sekitar Jakarta sudah ada 3.000 santri yang siap mempertahankan Gus Dur di Istana Negara.

Sedangkan 300.000 santri lainnya akan tiba di Jakarta dengan segera. Mendengar kabar itu, Gus Dur berubah pikiran karena ada potensi konflik besar jika masa pendukungnya berbondong-bondong datang ke Istana Negara.

"Saya dipanggil lagi karena saya anak sulung, urusan belakang itu saya. Dipanggil Bapak, katanya 'besok kita keluar dari sini, kamu beresin semuanya' begitu," ungkap Alissa. 

"Kok berubah kenapa, Pak? Kan kemarin maunya mempertahankan ini."

"Wis (sudah), Nak, ini santri banyak yang ke sini, enggak ada jabatan yang layak dipertahankan dengan pertumpahan darah rakyat, dah kita keluar."

Setelah Gus Dur memutuskan meninggalkan Istana, pihak keluarga kemudian berembuk karena kesehatan Gus Dur juga menjadi pertimbangan untuk pulang.

Dokter yang merawat Gus Dur mengatakan, cedera dialami akibat stroke bisa saja kambuh di saat pikirannya sedang kritis.

Untuk itu, Gus Dur akhirnya memutuskan bertolak ke Amerika Selain untuk berobat setelah keluar dari istana.

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/24/08305561/gus-dur-tak-ada-jabatan-yang-layak-dipertahankan-dengan-pertumpahan-darah

Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke