Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Kemampuan Subvarian Baru Omicron Lebihi Delta, Bisa Menginfeksi Berulang Kali

Kompas.com - 23/07/2022, 15:59 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap perkembangan virus corona Omicron subvarian BA.4, BA.5, dan BA.2.75.

Pasalnya, kata dia, kemampuan infeksi subvarian tersebut melampaui varian Delta, lantaran bisa menyerang seseorang berulang kali.

"Yang kita hadapi ini BA.4 dan BA.5, apalagi BA.2.75 kemampuannya jauh lebih dari Delta. Dia bukan hanya menginfeksi yang belum divaksinasi, tapi semuanya bahkan bisa terinfeksi berkali-kali," kata Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (23/7/2022).

Baca juga: Fakta-fakta Covid-19 Subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus di Indonesia

Menurut Dicky, lonjakan Covid-19 sedianya akan terlihat signifikan jika testing dan tracing dilakukan secara gencar. Namun, di Indonesia, pengetesan dan penelusuran kasus virus corona belum memadai.

Oleh karena sifat subvarian BA.4, BA.5, dan BA.2.75 yang bisa mereinfeksi berulang kali, kata Dicky, pandemi gelombang keempat di tanah air kemungkinan berlangsung lebih lama.

Dia memprediksi, kasus Covid-19 akan terus meningkat beberapa minggu ke depan, bahkan melewati bulan Juli.

Selain itu, potensi kerawanan pandemi diperkirakan berlangsung selama 2-3 bulan ke depan sampai bulan September, bahkan Oktober.

"Dalam konteks Indonesia kita masih mengalami potensi kerawanan menurut saya sampai awal Oktober, atau setidaknya akhir September," ujarnya.

Baca juga: Mengenal Gejala Infeksi Subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus

Kendati demikian, lanjut Dicky, tingkat keparahan yang diakibatkan subvarian BA.4, BA.5, dan BA.2.75 tak akan setinggi ketika pandemi gelombang Delta. Sebab, masyarakat sudah banyak yang divaksin.

Dengan demikian, imunitas tubuh sudah terbentuk sehingga potensi angka kesakitan dan jumlah pasien meninggal kemungkinan lebih kecil.

"Jadi gelombang yang saat ini kita hadapi adalah gelombang kasus infeksi yang akan banyak orang terinfeksi, tapi tidak semuanya masuk rumah sakit, tidak semuanya bergejala, bahkan mayoritas nggak bergejala, dan sedikit sekali bahkan yang mengalami kematian," katanya.

Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk disiplin menerapkan prorotkol kesehatan memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kemungkinan.

Vaksinasi booster juga harus dipercepat. Bahkan, menurut Dicky, pemerintah harus mulai memikirkan vaksinasi dosis keempat.

"Booster dosis keempat ini untuk melindungi orang-orang yang sudah lebih dari 3 bulan, 4 bulan yang lalu mendapatkan dosis ketiganya, terutama di kelompok rawan atau berisiko, baik dari sisi tubuh maupun dari sisi pekerjaan," tuturnya.

Baca juga: Menkes: Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 Bisa Menembus Perlindungan Vaksinasi

Sebagaimana diketahui, situasi pandemi virus corona di Indonesia kembali mengalami eskalasi. Kasus harian tembus di angka 3.000, bahkan 5.000 kasus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com