JAKARTA, KOMPAS.com - Tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terus bergerak untuk mengungkap penyebab kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo yang dinilai janggal.
Pihak Polri menyebutkan, tim khusus ini bekerja secara maksimal.
Bahkan, tim berhasil mendapatkan rekaman kamera closed-circuit television (CCTV) yang disebut bisa mengungkap konstruksi kasus pembunuhan Brigadir J.
"Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini," kata Kepala Divisi Humas (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam jumpa pers di Divhumas Polri, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Baca juga: Tanda Tanya Rekaman CCTV Kasus Kematian Brigadir J yang Kini Ditemukan
Hanya saja, Polri belum membuka rekaman kamera CCTV itu ke publik.
Rekaman kamera CCTV baru akan dibuka apabila seluruh rangkaian proses penyidikan yang dilakukan oleh tim khusus sudah selesai.
Berikut 4 fakta terkini mengenai temuan rekaman CCTV terkait kasus tewasnya Brigadir J, seperti dirangkum Kompas.com, Jumat (22/7/2022):
1. Rekaman CCTV diproses laboratorium forensik
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan, sejumlah bukti rekaman CCTV terkait kasus kematian Brigadir J tengah diproses di laboratorium forensik.
Andi menjamin proses pengolahan di laboratorium forensik dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum untuk mengungkap konstruksi kasus kematian Brigadir J.
"Beberapa bukti baru CCTV nah ini sedang proses di Lab forensik untuk kita lihat," kata Andi dalam jumpa pers di Divhumas Polri, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Baca juga: Kematian Brigadir J dan Menanti Polri Buka Rekaman CCTV
Menurut Andi, para penyidik melakukan sinkronisasi untuk menelaah rekaman CCTV itu.
"Karena tentu ini kita peroleh, penyidik memperoleh dari beberapa sumber, ada beberapa hal yang harus disinkronisasi-sinkronisasi, kalibrasi waktu," ucap Andi.
"Kadang-kadang ada tiga CCTV di sana, di satu titik yang sama tapi waktunya bisa berbeda-beda," kata dia.
Ia mengatakan, pengolahan data dari rekaman kamera CCTV itu dilakukan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
2. Keluarga minta lihat rekaman
Pihak keluarga Brigadir J, Rohani Simanjuntak berharap, temuan rekaman kamera CCTV dapat menjadi bukti bahwa keponakannya tersebut tidak bersalah.
"Puji Tuhan kalau rekaman CCTV ditemukan. Itulah harapan kami dapat melihat dan membuktikan keponakan kami (Brigadir J) tidak bersalah," kata bibi Brigadir J, Rohani, melalui sambungan telepon, Kamis (21/7/2022).
Rohani pun berharap, bagaimana pun hasil rekaman kamera CCTV, keluarga dan pengacara bisa melihatnya.
Baca juga: Keluarga Brigadir J Berharap Bisa Melihat Rekaman CCTV yang Ditemukan
Rekaman kamera CCTV yang ditemukan, ucap Rohani, diharapkan membuat penyebab meninggalnya Brigadir J terungkap secara transparan dan terang benderang.
3. CCTV yang dikantongi berasal dari sekitar TKP
Pihak Polri mengungkapkan, rekaman kamera CCTV yang bisa mengungkap kasus kematian Brigadir J masih didalami oleh tim laboratorium forensik.
"Masih diperiksa laboratorium forensik," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Kendati demikian, Dedi belum secara rinci mengungkapkan asal tempat atau lokasi CCTV yang telah disita tersebut.
Dedi hanya mengatakan, kamera CCTV yang disita berada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
"Di sekitar TKP," ujar Dedi.
4. Janji buka rekaman ke publik
Polri berjanji akan membuka rekaman CCTV yang disebut bisa mengungkap kasus kematian Brigadir J.
"Dan CCTV ini sedang didalami oleh timsus yang nanti akan dibuka apabila seluruh rangkaian proses penyidikan oleh timsus sudah selesai," kata Dedi.
Menurut dia, proses membuka rekaman kamera CCTV itu akan dibarengi dengan penjelasan dari tim khusus.
Wakil Kepala Kepolisian Negara Repubik Indonesia (Wakapolri) Komjen Gatot Eddy Pramono menjadi penanggung jawab tim khusus itu, sedangkan ketua tim khusus dijabat oleh Inspektorat Pengawasan Umum Kepolisian (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryoto.
Sejumlah pejabat tinggi Mabes Polri yang terlibat dalam tim khusus adalah Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri, serta Asisten Kapolri bidang SDM (As SDM) Irjen Wahyu Widada.
"Jadi dia tidak sepotong-sepotong, juga akan menyampaikan secara komprehensif apa yang telah dicapai timsus yang ditentukan Bapak Kapolri," ujar Dedi.
Ia mengatakan, tim itu sudah bekerja untuk menyelidiki kasus tersebut dan meyakini bahwa rekaman CCTV itu bisa mengungkap perkara tersebut.
"Tim ini bekerja maksimal. Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini," ujar Dedi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.