Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dekoder CCTV di Dekat Rumah Irjen Ferdy Sambo Diambil, Anggota DPR: Untuk Penyidikan atau 'Diamankan'?

Kompas.com - 18/07/2022, 18:50 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Trimedya Pandjaitan menilai tim khusus Polri yang menangani kasus kematian Brigadir J, harus melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta menjelaskan detailnya kepada publik.

Ia mengatakan, penjelasan kepada publik harus jernih dan transparan.

"Iya, harus dijelaskan. Tapi paling penting adalah menurut gue, olah TKP itu mas," kata Trimedya saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/7/2022).

Baca juga: Minta Jenazah Brigadir J Diotopsi Ulang, Keluarga: Rahangnya Bergeser, Kami Tak Terima Disebut Mati karena Peluru

Ia pun turut menyoroti soal pengambilan kamera pengawas atau CCTV di lokasi kejadian, yang disebut rusak dan diganti.

Ia justru mempertanyakan tujuan pengambilan CCTV itu, apakah murni untuk penyidikan atau justru ada hal lainnya.

"Itu yang olah TKP CCTV diambil itu, diambil dalam langkah penyidikan atau diamankan tanda petik? Kan bisa aja, untuk kepentingan penyidikan, untuk penyidikan atau diamankan?" tanya politikus PDI Perjuangan itu.

Baca juga: Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J Minta Ferdy Sambo Dinonaktifkan

Trimedya juga menekankan, tim khusus yang dipimpin oleh Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komjen Gatot Eddy diminta segera memberikan penjelasan kepada publik.

Pasalnya, kasus baku tembak itu sudah berlangsung satu minggu dan belum menemukan titik terang.

"Ya masih liar. Makanya itu harus diungkap. Kita tunggu lah Pak Agung (Komjen Pol Agung Budi Maryoto, Inspektur Pengawasan Umum Polri) dan Pak Gatot sebagai ketua tim yang diminta Kapolri memberikan penjelasan kepada masyarakat supaya ini enggak liar terus," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, kejanggalan kasus baku tembak di rumah Kadiv Propam terus mengemuka.

Baca juga: Adik Brigadir J Dimutasi dari Mabes Polri ke Polda Jambi

Seno Sukarto, Ketua RT 05 RW 01 di Kompleks Polri daerah Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, buka suara terkait kejadian baku tembak dua anggota Polri, Brigadir J dan Bharada E.

Aksi penembakan yang menyebabkan tewasnya Brigadir J terjadi di rumah Kepala Divisi Pengamanan Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB.

Seno mengungkapkan, berdasarkan keterangan sekuriti setelah peristiwa baku tembak itu terjadi, mulai dari beberapa polisi datang ke kediaman Ferdy Sambo hingga mengganti dekoder kamera CCTV kompleks.

"Itu katanya satpam. Saya sendiri karena kaki saya begini (sakit) tidak langsung ke sana. Saya hanya telepon aja, tanyain satpam bagaimana dan ada apa," kata Seno, Rabu (13/7/2022).

Baca juga: Irjen Ferdy Sambo Tak Kunjung Dinonaktifkan, Pengusutan Kasus Brigadir J Dikhawatirkan Muat Konflik Kepentingan

Seno mengatakan, sejumlah polisi juga mengganti dekoder kamera CCTV yang ada di kompleks perumahan satu hari setelah baku tembak terjadi atau Sabtu (9/7/2022).

"Maksudnya bukan CCTV di rumah Pak Sambo, tapi alat (dekoder) CCTV yang di pos. Itu (diganti) hari Sabtu, saya tahu hari Senin. Iya (polisi) tidak pakai seragam," ujar Seno.

Seno mengatakan, ia tidak mengetahui pasti alasan polisi mengganti dekoder kamera CCTV yang posisinya berada di pos kompleks Polri tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Nasional
Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Nasional
Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com