Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Anggap Penjelasan Polri soal Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam Janggal

Kompas.com - 12/07/2022, 14:46 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai, penjelasan Polri soal peristiwa baku tembak sesama polisi yang menewaskan Brigafir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, janggal.

"Masih banyak memunculkan pertanyaan-pertanyaan lanjutan," ucap Bambang saat dikonfirmasi, Selasa (12/7/2022).

Salah satu hal yang dipertanyakan yakni soal senjata api yang dipakai Bharada E untuk menembak Brigadir J.

Ia menyoroti luka yang ada di tubuh Brigadir J. Pasalnya, ia heran karena lima proyektil yang ditembakkan dari senjata Bharada E, berhasil mengenai tubuh Brigadir J.

Baca juga: Brigadir J Tewas di Rumah Kadiv Propam, Keluarga Minta Kapolri Terjunkan Tim Pencari Fakta

Dalam keterangan polisi sebelumnya, Brigadir J melepaskan tujuh tembakan. Sementara Bharada E mengeluarkan lima kali tembakan.

“Dari hasil autopsi yang disampaikan Karo Penmas kemarin, ada 6 luka tembak dengan 5 peluru dari pelaku. Artinya dalam kondisi yang panik karena serangan, menembak tepat sasaran itu adalah sangat luar biasa, bahkan untuk atlet menembak profesional sekalipun,” ucap Bambang.

Ia menambahkan, posisi seseorang saat menembak sebenarnya bisa diketahui dari hasil autopsi korban.

Hal itu yang kemudian memunculkan pertanyaan berikutnya, yakni soal keahlian Bharada E dalam menembak. Sebab, Bharada E, disebutnya, merupakan tamtama level junior dengan masa tugas yang belum genap empat tahun.

Baca juga: Brigadir J Disebut Lakukan Penembakan Membabi Buta di Rumah Kadiv Propam, Keluarga: Tunjukkan Rekaman CCTV-nya

“Dengan kemampuan menembak yang begitu sempurna seperti itu malah memunculkan pertanyaan lain, sebegitu hebatkah?,” tanyanya.

Selain itu, ia juga mempertanyakan soal longgarnya sistem keamanan closed-circuit television (CCTV) di rumah Kadiv Propam Polri.

Ia bahkan, mendapatkan informasi bahwa CCTV di rumah tersebut rusak.

“Apakah begitu longgarnya sistem pengamanan di rumah dinas seorang Kadivpropam sehingga CCTV pun kabarnya rusak semua?,” tuturnya.

Lebih lanjut, Bambang mempertanyakan posisi Kadiv Propam maupun istri saat terjadi insiden tembak menembak. Ia juga mempertanyakan soal kehadiran saksi lain dalam aksi tersebut.

Terkait kejadian ini, Bambang mendesak Polri bersikap transparan, obyektif, dan professional.

Baca juga: Ayah Brigadir J Minta Kapolri Bentuk TPF, Buka Rekaman CCTV, dan Tunjukkan Ponsel Korban

“Dan itu harus dilakukan dengan Kapolri mencopot Irjen Sambo sebagai Kadiv Propam lebih dulu,” tambah dia.

Diberitakan sebelumnya, kejadian baku tembak ini terjadi pada Jumat (8/7/2022). Kejadian ini terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Kawasan Duren Tiga, Jakarta, skeitar pukul 17.00 WIB.

Menurut Kepala Divisi Humas Polri (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Brigadir J sempat melakukan pelecehan dan menodongkan pistol ke kepala istri Irjen Ferdy Sambo di dalam kamar.

Saat istri Ferdy berteriak, Brigadir J panik dan keluar kamar. Bharada E yang ada di lantai atas menanyakan soal teriakan itu. Namun Brigadir J melakukan penembakan terhadapnya.

Kemudian aksi saling tembak terjadi sehingga menewaskan Brigadir J.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com