JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman menilai seluruh pihak harus mendukung uji klinis fase ketiga vaksin Merah Putih yang dibuat oleh Universitas Airlangga dan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.
Sebab menurut Dicky, membuat vaksin Covid-19 dari awal membutuhkan penelitian yang rinci memakan waktu yang cukup lama serta menelan biaya yang tidak sedikit.
"Tentu kita sambut baik riset seperti ini. Setidaknya kita jadi punya pengalaman, punya infrastruktur daya dukung untuk riset vaksin dari nol. Ini kan langkah besar," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/6/2022).
Secara terpisah, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan, seluruh tahapan pengembangan vaksin Merah Putih sudah memenuhi standar internasional.
"Pengembangan vaksin ini sudah memenuhi cara pembuatan obat yang baik yang di-set up oleh BPOM dan standar internasional sehingga produk yang dihasilkan betul-betul berkualitas aman dan berkhasiat," kata Penny dalam konferensi pers secara virtual, Senin (27/7/2022) lalu.
Baca juga: Peneliti: Vaksin Merah Putih Unair Bisa Tangkal Varian Baru Covid-19
Dalam uji klinis fase ketiga ini, para peneliti akan melihat keunggulan teknologi pembuatan vaksin Merah Putih dalam peningkatan daya tahan tubuh (imunogenitas) terhadap virus Covid-19.
Penny mengatakan, vaksin Merah Putih juga sudah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
BPOM, kata Penny, akan melakukan evaluasi supaya vaksin Merah Putih segera mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) serta didaftarkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) supaya bisa digunakan di negara lain.
Pengembangan vaksin Merah Putih tidak mudah dan memakan waktu lama karena berbagai hambatan. Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Biotis FX Sudirman.
FX Sudirman mengatakan, uji klinis fase ketiga ini merupakan tahapan kesembilan dari total 10 tahapan.
Baca juga: Profesor Unair: Vaksin Merah Putih Dapat Menangkap Varian Baru
"Ini adalah ujungnya kita sudah melewati masa sulit, karena banyak vaksin itu yang gugur difase kedua," kata FX Sudirman.
Dia mengatakan Biotis berjanji untuk bekerja keras supaya pengembangan vaksin Merah Putih dapat segera dimanfaatkan di masyarakat.
FX Sudirman berharap BPOM dapat menerbitkan EUA vaksin Merah Putih pada Agustus mendatang.
"Emergency use authorization-nya kalau bisa Agustus, jadi September masyarakat bisa memanfaatkan vaksin Merah Putih," ucapnya.
Dalam uji klinis fase ketiga vaksin Merah Putih, BPOM menyatakan bakal melibatkan 4.005 subjek.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.