JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pemerintah akan mendistribusikan 1,8 juta dosis vaksin ke 19 provinsi yang tercatat memiliki hewan ternak terinfeksi penyakit mulut dan kaki (PMK).
Sembilan belas provinsi tersebut di antaranya, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bangka Belitung, Sumatera Barat, DI Yogyakarta, Aceh, Jambi, DKI Jakarta, Banten, Kalimantan Barat, Riau, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Lampung dan Kalimantan Selatan.
"Ada 1,8 juta dosis yang sudah disiapkan oleh Kementan kalau kita lihat jadwalnya itu tanggal 23 Juni akan segera didistribusikan di 19 provinsi," kata Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Penanganan Wabah PMK melalui kanal YouTube Pusdalops BNPB, Jumat (24/6/2022).
Baca juga: Jurus Pemerintah Atasi Wabah PMK Hewan Ternak
Suharyanto meminta pemerintah daerah untuk melaksanakan vaksinasi tersebut dilakukan sesuai jadwal agar hewan ternak khusunya sapi dapat terselamatkan dari penyakit PMK.
"Karena sama dengan Covid-19 ini juga sangat strategis dan sangat mempengaruhi terkait dengan ekonomi dan kehidupan masyarakat," ujarnya.
Suharyanto mengatakan, hingga saat ini, para ahli belum menemukan antivirus khusus untuk pengobatan PMK pada hewan ternak.
Baca juga: 7 Ekor Sapi Perah Terkapar di Kawasan Pasar Hewan Boyolali, Dibeli dari Jatim dan Diduga PMK
Ia mengatakan, hewan ternak yang terkena PMK hanya bisa ditingkatkan daya tahan tubuhnya dengan vaksinasi.
"Vaksinasi sebagai salah satu upaya pemberian kekebalan pada hewan ternak, tentu saja yang divaksinasi adalah hewan-hewan yang belum terkena penyakit mulut dan kuku," tuturnya.
Lebih lanjut, Suharyanto mengatakan, pihaknya mendukung terapi alternatif seperti plasma konvalesen dalam penanganan wabah PMK.
Baca juga: Ampuh Sembuhkan PMK, Peternak Sapi Perah di Lembang Gunakan Ramuan dari Bahan Dapur
Ia mengatakan, terapi ini mirip dengan plasma konvalesen pada pasien Covid-19.
"Sapi yang sembuh diambil darahnya nanti coba disuntikkan kepada sapi yang sakit. Mudah-mudahan terapi plasma sebagaimana yang pernah kita terapkan saat ini betul-betul juga bisa ada hasilnya," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.