"Masuknya nama Ganjar di bakal capres membuat kegaduhan di PDI-P karena tuduhan pembajakan kader. Nasdem dianggap gagal melakukan kaderisasi sehingga bisa seenaknya membajak kader lain," ujar Ari.
Ari bahkan memprediksi Nasdem dan PDI-P tak akan lagi bekerja sama pada Pilpres 2024 mendatang. Disharmoni kedua partai sudah nampak sejak Nasdem mengumumkan nama Ganjar dalam bursa pilpres.
“Jika melihat tendensi relasi antara Nasdem dan PDI-P akhir-akhir ini saya memprediksi mereka ‘pecah pengantin’. Jika di dua periode bisa bersama di koalisi Jokowi, tetapi di periode berikutnya saling berseberangan,” katanya.
Baca juga: Megawati: Siapa yang Korupsi, Pecat, Keluarkan dari PDI Perjuangan!
Menurut Ari, PDI-P kecewa karena Nasdem melanggar etika politik karena hendak mengusung Ganjar. Ada etika politik yang dilupakan Nasdem, yakni tata krama politik meminta izin partai pemilik kader.
Kendati demikian, Ari menekankan, tidak ada yang tidak mungkin di politik. Seiring berkembangnya dinamika politik menuju 2024, duet Ganjar dan Anies mungkin jadi alternatif di samping nama-nama potensial lainnya.
"Bisa jadi skenario duet pemersatu bangsa terwujud ketika koalisi-koalisi yang terbangun mengerucut pada dua pasang kandidat sehingga mengerucut di nama-nama Ganjar, Anies, Prabowo Subianto (Ketua Umum Partai Gerindra), atau AHY (Ketua Umum Partai Demokrat)," tutur dosen Universitas Indonesia itu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.