JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyarankan agar pelonggaran penggunaan masker di area terbuka dikaji ulang, menyusul peningkatan kasus Covid-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Dicky mengatakan, individu yang berada di area terbuka tetap berisiko tertular virus Corona.
"Sebaiknya dikaji ulang (pelonggaran masker) karena keluar ruangan itu tidak semuanya aman, harusnya diterapkan masker," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/6/2022).
Dicky mengatakan, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memperburuk situasi pandemi Covid-19 di sejumlah negara di dunia, khususnya negara dengan cakupan vaksinasi Covid-19 rendah.
Ia mengatakan, dua subvarian tersebut tetap bisa menular meski mayoritas individu sudah divaksinasi lengkap dan dosis ketiga (booster).
Baca juga: Ini Kelompok Rawan Berisiko Bergejala Terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5
"Jadi orang yang memiliki imunitas dari vaksinasi bahkan 3 dosis sekalipun atau 4 dosis sekalipun, itu dia tidak bisa menjamin bahwa dia enggak terinfeksi, tetap ada peluang terinfeksi," ujarnya.
Meski demikian, menurut Dicky, mereka yang sudah divaksinasi booster dan dosis keempat hanya akan mengalami gejala ringan bila terpapar Covid-19.
Lebih lanjut, Dicky mengatakan, dua subvarian Omicron tersebut juga bisa menyebabkan reinfeksi Covid-19.
"Karakter-karakter inilah yang membuat kita harus mengkaji ulang kebijakan-kebijakan apalagi bicara yang BA.4 dan BA.5 ini membawa dua mutasi sangat seius yang ada delta Kappa bisa bereplikasi dengan mudah," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi puncak kasus harian Covid-19 dari penularan subvarian BA.4 dan BA.5 bisa mencapai 20.000 per hari.
Baca juga: Omicron BA.4 dan BA.5, Diprediksi Mencapai Puncak Akhir Juli dengan 20.000 Kasus Per Hari
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.