Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beban Berat Muhaimin Menuju Pilpres 2024: Modal Ambisi, Elektabilitas Tak Sampai Satu Persen

Kompas.com - 14/06/2022, 06:15 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Ambisi Muhaimin ini juga diumbar di Pilpres 2019. Namun, berbeda dari sekarang, saat itu Muhaimin percaya diri untuk menjadi calon wakil presiden.

Baliho-baliho di sudut-sudut jalan banyak kota saat itu memajang wajahnya besar-besar lengkap dengan tulisan "Cak Imin Cawapres 2019".

Dengan gaya nyelenehnya, Imin berkali-kali menyatakan harapannya bakal dipilih sebagai cawapres Jokowi. Bahkan, dia pernah bilang, Jokowi akan kalah di Pilpres 2019 jika tidak menggandeng dirinya sebagai cawapres.

"Saya cuma bisa mengingatkan, kalau bukan saya (cawapresnya) dikhawatirkan (Jokowi) bisa kalah," kata Cak Imin, 5 Mei 2018.

Namun, pada akhirnya Muhaimin tak menjadi cawapres siapa pun. Di Pilpres 2019, Jokowi menggandeng Ma'ruf Amin, sedangkan Prabowo Subianto bersama Sandiaga Uno.

Sementara Muhaimin, harus rela mengubur impiannya tak jadi cawapres di Pilpres 2019.

Tak punya nilai jual

Meski gembar-gembor hendak nyapres, Muhaimin dinilai tak punya nilai jual untuk diusung sebagai kandidat calon presiden.

Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, Cak Imin tak menarik untuk didukung sebagai capres oleh partai politik lain.

“Perjuangan Cak Imin untuk menjadi kandidat capres potensial sangat berat karena pasar politik tanah air tidak melihat nilai jual politik yang tinggi darinya,” ujar Ari pada Kompas.com, Senin (13/6/2022).

“Sehingga wajar jika partai politik selain PKB tidak menjadikan Cak Imin sebagai sosok yang seksi di pentas politik nasional,” tutur dia.

Baca juga: Elektabilitasnya Rendah, Cak Imin Dinilai Hanya Bercanda soal Syarat Diusung Capres

Ari mengatakan, rendahnya elektabilitas Cak Imin menjadi salah satu faktor parpol ogah mengusungnya sebagai capres.

Menurut jajak pendapat lembaga survei Poltracking Indonesia yang dirilis Kamis (9/6/2022), elektabilitas Muhaimin hanya 0,6 persen. Ini menempatkannya pada peringkat 12 dengan simulasi 18 nama figur capres.

“Papan atas (elektabilitas) capres dan calon wakil presiden (cawapres) dari hasil survei berbagai lembaga hampir semua menempatkan Cak Imin di luar 5 besar dari nama-nama Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Sandiaga Uno dan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono),” ungkapnya.

Faktor lainnya, menurut Ari, Imin belum pernah menjabat sebagai kepala daerah. Dia berpendapat, masyarakat kerap menjatuhkan pilihan pada figur yang punya rekam jejak sebagai kepala daerah karena dinilai bisa dirunut jejak kepemimpinannya.

“Cak Imin memang politisi yang teruji karena langganan Senayan, tetapi dia belum pernah menjabat sebagai bupati dan gubernur,” katanya.

Baca juga: Wasekjen Sebut PKB Ingin Bentuk Koalisi 2024, Cak Imin Capresnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com