Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin dan Taktik "Nebeng" Demi Genjot Popularitas Jelang 2024

Kompas.com - 14/06/2022, 05:04 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerilya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang berharap bisa meramaikan bursa bakal calon presiden 2024 terus dilakukan. Salah satu caranya dengan mendompleng popularitas para tokoh yang mempunyai elektabilitas kuat.

Sejumlah nama yang diincar Cak Imin, sapaan Muhaimin, untuk digandeng menjadi calon wakil presiden 2024 di antaranya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Sosok Sri Mulyani, Tito, hingga Andika dalam beberapa hasil riset yang dilakukan sejumlah lembaga survei memperlihatkan tingkat elektabilitas di luar posisi 10 besar. Namun, nama Anies dalam berbagai hasil survei selalu berada di posisi tiga besar bersama dengan Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah yang juga kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo.

Cak Imin mengatakan, dia rajin bertemu dengan sejumlah pimpinan partai politik setiap hari buat menjalin komunikasi menjelang tahun politik.

"Saya setiap hari bertemu para pimpinan partai, dan semuanya cair, saya tetap mengajukan capres dan cawapres kepada semua partai," ujar Cak Imin saat ditemui di Alun-alun Kota Tangerang, Minggu (12/6/2022).

Baca juga: Cak Imin Ungkap Syarat PKB Gabung KIB: Capresnya Saya

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, gagasan untuk memasangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Cak Imin sampai saat ini masih sebatas wacana.

Menurut dia, unggahan di akun Instagram-nya terkait gambar Anies dan Cak Imin dengan slogan "Bersatu untuk Umat, Capres-Cawapres 2024" dibuat oleh kiai muda NU yang identitasnya tidak disampaikan.

Menurut wakil ketua MPR itu, partainya masih menjajaki kemungkinan sosok lain yang akan dipasangkan dengan Ketua Umum PKB di pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) mendatang.

Selain Anies, ujar dia, ada nama-nama lain yang bisa diusung sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Muhaimin Iskandar. Antara lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian hingga Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Baca juga: PKB Sebut Tampung Aspirasi Bentuk Koalisi Semut Merah Cak Imin-Anies

"Ini kan semuanya lirik-lirikan semua, Bu Sri bisa masuk, Pak Tito juga bisa, Pak Andika juga bisa semua bisa, PKB tidak menutup aspirasi yang berkembang termasuk juga pak Anies kan ada usulannya, kita apresiasi," ujar Jazilul di Alun-alun Kota Tangerang, Minggu (12/6/2022)

Menurut pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti, trik yang dilakukan Cak Imin buat nebeng popularitas Anies sampai saat ini belum terlalu terlihat. Bahkan menurut dia wacana itu masih sebatas beredar di lingkungan internal PKB atau segelintir pendukung dari para warga Nahdlatul Ulama.

"Alih-alih di luar dan keluar, bahkan secara internal PKB sendiri, belum tentu ide mencapreskan Cak Imin dengan Anies dapat diterima luas. Jadi ini hanya perbincangan kelompok elite PKB," kata Ray saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/6/2022).

Strategi itu, kata Ray, bertujuan menaikkan popularitas Cak Imin yang masih terseok-seok. Menurut dia, dengan menebar wacana menggandeng Anies, maka nama Cak Imin memang semakin diperbincangkan masyarakat.

Baca juga: Niat Maju Jadi Capres, Cak Imin Lirik Sri Mulyani sebagai Cawapres

"Tapi belum tentu positif ke elektabilitas PKB-nya. Terbuka kemungkinan justru warga NU kultural bisa berpaling dari PKB. Dalam suasana hubungan PKB-NU kurang harmonis, isu ini bisa menambah ketidakakuran PKB-NU," ujar Ray.

Selain itu, kata Ray, cara demikian dilakukan buat menggenjot daya tawar Cak Imin di pentas politik nasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com