"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar)," kata Bambang, Sabtu (22/5/2021).
Merespons isu dukungan Jokowi untuk Ganjar, Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengaku partainya tak ambil pusing. Ia menilai, pernyataan Jokowi di Rakernas Projo merupakan ajakan kepada relawannya untuk memikirkan kepentingan nasional.
"Pertama, melihat konteks situasional bangsa dan negara. Saat ini fokus utama adalah berpacu mengatasi dampak pandemi dan ketidakpastian global. Hal inilah yang ditegaskan Presiden Jokowi sebagai kepentingan nasional yang harus didahulukan," kata Hasto kepada wartawan, Senin (23/5/2022).
Baca juga: Serangan-serangan Internal PDI-P untuk Ganjar, Kemajon hingga Kemlinthi
Hasto mengatakan, pada saatnya nanti, Megawati bakal mengajak Jokowi berdiskusi mengenai sosok yang bakal diusung PDI-P di Pilpres 2024. Sebab, Jokowi tak lain merupakan kader partai banteng.
"Pak Jokowi sebagai kader PDI-P ya tentu saja secara periodik bertemu dengan Bu Mega," katanya saat ditemui di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Jumat (27/5/2022).
Hasto pun sempat membantah bahwa hubungan partainya dengan Ganjar tidak baik-baik saja. Dia menyebut, tak ada keretakan antara PDI-P dan Gubernur Jawa Tengah itu.
"Renggang, jauh, dekat itu kan persepsi, suatu skenario politik yang digalang pihak lain," ujarnya.
Ketika ditanya soal banyaknya elemen komunitas mendeklarasikan dukungan untuk Ganjar maju sebagai capres, Hasto mengatakan semua keputusan berada di tangan Megawati.
Namun, dia memastikan, partainya tengah fokus menjalankan kerja-kerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin ketimbang urusan pilpres.
"Di dalam demokrasi ini kan mereka-mereka rakyat komunitas bisa menyampaikan aspirasinya. Tetapi dalam konstitusi partai, Ibu Megawati yang mempertimbangkan dengan jernih bahwa yang kita cari seorang pemimpin, seorang pemimpin yang berani tanggungjawab berani memikul beban yang tidak ringan," kata Hasto.
Baca juga: Hasto Sebut PDI-P Tak Takut Kehilangan Suara Pemilih Jokowi Usai Ketum Projo Hadir di KIB
Kabar angin keretakan hubungan Jokowi-Megawati terus berembus hingga akhirnya keduanya bertemu pada Selasa (7/6/2022).
Jokowi dan Megawati berbincang di Istana Negara. Momen itu terjadi setelah presiden melantik Mega sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Atas peretemuan itu, Hasto pun menegaskan bahwa tidak ada masalah apa pun antara Megawati dan Jokowi.
"Saya dan Mas Pramono Anung (Sekretaris Kabinet, politisi PDI-P) menyaksikan sebelum dan sesudah pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus BPIP yang berbicara akrab penuh kegembiraan," kata Hasto dalam keterangannya, Selasa.
"Bahkan setelah acara pelantikan, Pak Jokowi dan Bu Mega berbicara empat mata, dan pada saat menuju mobil Pak Jokowi menggandeng tangan Bu Mega," lanjut dia.
Baca juga: PDI-P Sebut Isu Kerenggangan Jokowi dan Megawati Dibuat Orang Tak Bertanggung Jawab
Menurut Hasto, berbagai isu tentang hubungan Jokowi dan Mega memang sering dilontarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Padahal, lanjut dia, Jokowi dan Megawati secara berkala bertemu membahas persoalan bangsa dan negara. Namun, hal ini memang tak diketahui banyak pihak.
Lebih lanjut, Hasto menjelaskan bahwa hubungan Mega dan Jokowi itu mendalam. Keduanya disebut memiliki kesesuaian pandang tentang arah masa depan bangsa.
Berkaitan dengan Pemilu 2024, jelas Hasto, PDI-P tiada hari tanpa konsolidasi. Tetapi, urusan capres dan cawapres di tangan Megawati.
"Semua kader harus kedepankan disiplin, jangan terbawa arus, dan jalan terbaik memenangkan Pemilu adalah turun ke bawah," tutur Hasto.