Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walubi Cemas Ide Kenaikan Tarif ke Stupa Borobudur Bisa Picu Kecemburuan Sosial

Kompas.com - 07/06/2022, 06:18 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) menyatakan kaget dengan rencana pemerintah untuk menaikkan tarif tiket hingga Rp 750.000 untuk naik ke stupa Candi Borobudur bagi wisatawan dalam negeri.

Mereka khawatir rencana pemerintah justru memicu permasalahan baru di tengah masyarakat.

"Kita semua umat Buddha itu merasakan kaget. Karena kami tidak mau menimbulkan kecemburuan sosial," kata Koordinator Publikasi Dewan Pimpinan Pusat Walubi Rusli Tan, saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/6/2022).

Rusli mengatakan, umat Buddha bisa memahami mengapa Candi Borobudur yang sejatinya merupakan tempat ibadah ternyata juga membuat banyak pihak terpikat dengan keindahan bangunan yang merupakan hasil peradaban dan kebudayaan leluhur.

Selain itu, kata Rusli, umat Buddha di Indonesia juga memahami keberadaan Candi Borobudur yang menarik minat wisatawan juga mempunyai dampak ekonomi yang luas bagi masyarakat yang berada di sekitarnya.

Baca juga: Guru Besar UGM Sebut Tak Ada Relevansi Tiket Naik Rp 750.000 dengan Preservasi Candi Borobudur

Menurut Rusli, jika pemerintah ingin membatasi jumlah pengunjung yang bisa naik ke stupa Candi Borobudur dengan cara menaikkan harga tiket, maka justru akan berdampak buruk. Sebab para pedagang mikro, kecil, dan menengah di sekitar kawasan Candi Borobudur bisa-bisa mengalami penurunan omzet jika para turis yang datang hanya mereka yang berkantong tebal.

Selain itu, kata Rusli, jika kebijakan itu diterapkan pemerintah maka akan membuat ragu pelancong lokal yang hanya mempunyai anggaran pas-pasan untuk bertandang ke Candi Borobudur.

"Karena yang datang dengan membayar seharga itu, berarti wisatawan yang mampu membeli makanan, dan minuman, dan cinderamata yang mahal," ujar Rusli yang juga Ketua Umum Lembaga Keagamaan Buddha Indonesia (LKBI).

"Kalau yang berpenghasilan UMR gimana mau bawa keluarga sama anak berwisata ke Candi Borobudur?," tanya Rusli.

Baca juga: Kenapa Jumlah Wisatawan di Candi Borobudur Harus Dibatasi?

Rusli menyarankan pemerintah meninjau ulang rencana menaikkan harga tiket untuk naik ke stupa Candi Borobudur. Sebab, sebagai umat Buddha dia khawatir polemik itu bakal melukai perasaan warga sekitar yang memang menggantungkan hidup dari kegiatan pariwisata di Candi Borobudur.

"Kita mungkin lebih khawatir menyinggung perasaan masyarakat sekitarnya," ucap Rusli.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, rencana menaikkan tarif untuk turis lokasi buat naik ke stupa Candi Borobudur belum diputuskan. Sebab, hal itu bakal dibahas oleh Presiden Joko Widodo pada pekan depan.

“Saya mendengar banyak sekali masukan masyarakat hari ini terkait dengan wacana kenaikan tarif untuk turis lokal. Karena itu nanti saya akan minta pihak-pihak terkait untuk segera mengkaji lagi supaya tarif itu bisa diturunkan," jelas Luhut dalam keterangan tertulisnya, sebagaimana dilansir pada Senin (6/6/2022).

"Rencana tarif tersebut belum final. Akan dibahas dan diputuskan Presiden minggu depan," lanjutnya.

Baca juga: Pimpinan DPR Minta Pemerintah Kaji Ulang Harga Tiket Candi Borobudur

Luhut memastikan rencana kenaikan tarif untuk turis asing menjadi 100 Dollar AS tidak akan berubah. Begitu pula tarif untuk pelajar tetap sesuai rencana yang sebelumnya disampaikan, yakni Rp 5.000.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com