Edy juga mencatat, meski terjadi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, namun dari sisi demand, konsumsi rumah tangga justru tumbuh, yakni sebesar 4,34 persen (year to year), atau jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada triwulan IV 2021 sebesar 3,55 persen (year to year).
Ia menilai, kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga didukung oleh kebijakan pelonggaran mobilitas, seiring dengan pandemi yang terkendali dan berlanjutnya akselerasi vaksinasi.
"Dan yang harus dicatat, juga karena percepatan penyaluran perlindungan sosial untuk memberikan dorongan bagi penguatan daya beli masyarakat," tegasnya.
Meski begitu, lanjut Edy, penguatan konsumsi rumah tangga di sisi lain juga turut berkontribusi pada meningkatnya inflasi pada April 2022, sebesar 0,95 persen (month to month) atau 3,47 persen (year to year).
"Tingginya inflasi tersebut juga bertepatan dengan momen Ramadhan 2022 yang secara siklus memang terjadi peningkatan permintaan," jelasnya.
Baca juga: Mayoritas Publik Puas Kinerja Jokowi, Stafsus Mensesneg: Tantangan Pemerintah Semakin Besar
Dalam kesempatan itu, Edy optimis prospek perekonomian Indonesia ke depan tetap kuat, karena pemerintah terus melakukan akselerasi dan perluasan vaksinasi, pembukaan sektor-sektor ekonomi yang semakin luas, serta memberikan berbagai stimulus berupa bantuan-bantuan sosial kepada masyarakat.
Adapun survei Indikator Politik Indonesia dilakukan menggunakan kontak telepon kepada 1.228 responden yang berlangsung pada 5-10 Mei 2022.
Dalam survei ini, margin of error diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.