Ketua Umum PDI-P itu juga diklaim Hasto memiliki perhatian besar pada isu demokrasi, lingkungan, hingga kebudayaan.
"Sebab Ibu Mega yang konsisten dalam membangun dan mewujudkan perdamaian di Korea, diharapkan dengan kepemimpinan Ibu Mega yang diterima kedua belah pihak, dalam membantu proses dialog bagi masa depan peninsula itu," kata Hasto dalam siaran pers, Minggu (8/5/2022).
Sederet gelar honoris causa juga pernah diterima Megawati dari institusi pendidikan dalam dan luar negeri, salah satunya dari Korea Maritime and Ocean University pada Oktober 2015.
Baca juga: Alasan SIA Nilai Megawati Layak Dapat Gelar Profesor Kehormatan
Gelar doktor kehormatan dari salah satu universitas ternama di Korsel itu diberikan kepada Mega atas dedikasi dan pengabdiannya di bidang politik.
Pada November 2017 Megawati juga mendapat gelar doktor honoris causa bidang demokrasi ekonomi dari Mokpo University, Korea Selatan.
Tak hanya dipercaya menjadi utusan perdamaian ataupun menerima gelar kehormatan, nama Megawati juga diabadikan menjadi sebuah kebun raya kecil di Pulau Jeju, Korea Selatan.
Megawati Soekarnoputri Garden diresmikan langsung oleh Megawati dalam kunjungannya ke Korsel, Mei 2017 lalu.
Kala itu, Megawati mengaku mendapat kehormatan namanya diabadikan menjadi kebun raya. Dia juga mengaku senang lantaran tanaman dan alam menjadi salah satu hobinya.
"Orang banyak mengenal saya sebagai seorang yang bekerja di politik. Sebenarnya saya pun mempunyai pekerjaan sangat berbeda dengan pekerjaan politik. Saya merupakan ketua umum Yayasan Kebun Raya Indonesia," kata Megawati kala itu.
Keistimewaan Megawati di mata pemerintah dan rakyat Korea ini tak lepas dari sejarah hubungan baik Indonesia dengan kedua negara di masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Megawati dipercaya sebagai utusan perdamaian dua negara Korea karena menjadi satu dari sedikit pemimpin yang dapat diterima oleh Korea Utara.
Secara historis, Megawati memang memiliki kedekatan dengan mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong Il, yang merupakan ayah dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong Un.
Kedekatan Mega dengan Kim Jong Il berawal dari hubungan baik ayahya, Presiden Soekarno, dengan Kim Il Sung, pemimpin Korea Utara pada masanya yang juga ayah dari Kim Jong Il sekaligus kakek dari Kim Jong Un.
Sejak dulu, hubungan diplomatik Soekarno dengan Kim Il Sung memang terbilang mesra.
Soekarno yang menggagas gerakan nonblok kala itu lebih sering menjalin komunikasi dengan negara-negara Blok Timur yang berhaluan komunis, salah satunya dengan Korea Utara.