Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istimewanya Nama Megawati di Korea: Utusan Perdamaian, Gelar Kehormatan, dan Warisan Seokarno

Kompas.com - 11/05/2022, 14:19 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

Sebagaimana diberitakan Kompas, di bawah kepemimpinan Soekarno, lekatnya hubungan Indonesia dengan Korea Utara terlihat dalam poros yang dibangun saat itu: Jakarta-Pyongyang-Hanoi-Peking (Beijing). Poros tersebut dibangun sebagai solidaritas perjuangan bersama anti-imperialisme.

Baca juga: Prabowo Silaturahmi dengan Megawati, Politisi PDI-P: Tidak Ada Pembicaraan Politik

Namun, hal paling monumental dalam hubungan Soekarno-Kim Il Sung tidak terjadi dalam bentuk kerja sama militer atau aksi heroik di medan perang, melainkan "diplomasi lunak" yang terjadi di Kebun Raya Bogor pada 13 April 1965.

Saat itu Kim Il Sung berkunjung ke Indonesia. Soekarno pun membawa tamunya itu berjalan-jalan ke Kebun Raya Bogor.

Di sana, Kim Il Sung terpesona dengan bunga anggrek yang indah. Bunga itu merupakan hasil silangan penyilang anggrek CL Bundt asal Makassar.

Soekarno lantas memberi tahu Kim Il Sung bahwa bunga itu belum memiliki nama. Ia pun menawarkan nama Kim Il Sung menjadi nama bunga anggrek tersebut.

Kim Il Sung mulanya menolak. Namun Soekarno bersikeras memaksa.

Jadilah kemudian bunga anggrek itu dinamai Kimilsungia. Meski bergembira atas pemberian bunga tersebut, Kim Il Sung baru membawanya ke Korea Utara 10 tahun kemudian pada 1975.

Bunga itu kini telah didaftarkan ke lembaga botani di London, Inggris dengan nama Dendrobium Kimilsung Flower. Bunga ini menjadi bunga nasional kebanggaan rakyat Korea Utara sejak 1995.

Adapun Megawati pernah mengungkap bahwa kedekatannya dengan Kim Jong Il terjalin dalam salah satu kunjungan Kim Il Sung ke Indonesia. Saat itu, Megawati masih usia remaja. 

"Ketika Presiden Kim Il Sung datang ke Indonesia membawa putranya yaitu Kim Jong Il. Waktu itu kami menemani beliau berdua, sehingga saya mengenal Kim Jong Il," ujar Megawati kepada wartawan di Seoul, usai pertemuan dengan Presiden Moon, Mei 2017.

Megawati pun menyampaikan duka mendalam ketika Kim Jong Il tutup usia pada 17 Desember 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com