Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istimewanya Nama Megawati di Korea: Utusan Perdamaian, Gelar Kehormatan, dan Warisan Seokarno

Kompas.com - 11/05/2022, 14:19 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Megawati Soekarnoputri nampaknya begitu istimewa di mata pemerintah dan rakyat Korea Selatan.

Hubungan presiden kelima RI itu dengan para pemimpin Korea Selatan dari masa ke masa berlangsung harmonis.

Terbaru, ia hadir dalam acara pelantikan Presiden Korea Selatan yang baru, Yoon Suk-yeol di Seoul, Korsel, Selasa (10/5/2022). Dalam sambutan Presiden Yoon, Megawati mendapat ucapan terima kasih dan disebut sebagai "Yang Mulia".

Baca juga: Presiden Korsel: Megawati Telah Lama Berkontribusi dalam Perdamaian di Semenanjung Korea

Megawati juga beberapa kali menerima gelar kehormatan dari lembaga pendidikan di Negeri Ginseng tersebut.

Bahkan, oleh pemerintah Korsel, Megawati dipercaya sebagai salah satu tokoh penting dunia yang mampu membawa perdamaian antara negaranya dengan Korea Utara.

Ini disampaikan oleh Sekretaris Presiden Korsel Kim Seok Ki, ketika audiensi dengan Megawati di Seoul, Korsel, Selasa.

"Bahwa Ibu Megawati adalah tokoh dunia yang mampu untuk memfasilitasi tercapainya perdamaian permanen antar kedua Korea dalam waktu tidak terlalu lama,” kata Ketua DPP PDI-P Rokhmin Dahuri menirukan pernyataan Kim, Selasa.

Utusan perdamaian

Karena kepercayaan itulah, Korea Selatan memberikan tugas khusus pada Megawati, menciptakan perdamaian abadi di dua negara Korea yaitu Korea Selatan dan Korea Utara. Tugas ini diperintahkan langsung oleh Presiden Yoon Suk-yeol.

"Wakil Ketua DPR dan Sekretaris Presiden Korsel atas nama pemerintah Korsel di bawah Presiden Yoon meminta Ibu Megawati Soekarnoputri tetap membantu atau menjadi utusan khusus untuk membuat perdamaian abadi dua Korea,” ungkap Rokhmin.

Baca juga: Pemerintah dan Rakyat Korsel Anggap Megawati Tokoh Penting, Diyakini Bawa Perdamaian Abadi di Korea

Dengan senang hati, Megawati bersedia menerima permintaan Korsel. Dia bahkan telah menyampaikan sejumlah strategi yang bakal digunakan sebagai langkah awal upaya mendamaikan kedua negara.

“Ibu Megawati menyarankan pendekatan dari hati ke hati atau persaudaraan harus diutamakan untuk perdamaian permanen kedua Korea,” kata Rokhmin.

Bukan sekali ini saja Megawati diutus untuk mendamaikan kedua negara Korea. Mei 2017 lalu, Presiden Korsel Moon Jae-in juga meminta Mega membantu reunifikasi negaranya dengan Korea Utara.

"Beliau minta saya jadi utusan untuk pergi ke Korea Utara," kata Megawati saat berada di Pulau Jeju, Korea Selatan, Selasa (30/5/2017).

Gelar kerhomatan

Tak hanya menghadiri acara pelantikan Presiden Yoon, dalam kunjungannya ke Korsel, Megawati juga menerima gelar profesor kehormatan dari Seoul Institute of The Arts (SIA).

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengeklaim, gelar tersebut diberikan lantaran Megawati berkontribusi besar dalam memperjuangkan perdamaian di Semenanjung Korea.

Baca juga: Cerita Megawati Mengaku Ikuti K-Pop dan Drakor demi Cucu

Ketua Umum PDI-P itu juga diklaim Hasto memiliki perhatian besar pada isu demokrasi, lingkungan, hingga kebudayaan.

"Sebab Ibu Mega yang konsisten dalam membangun dan mewujudkan perdamaian di Korea, diharapkan dengan kepemimpinan Ibu Mega yang diterima kedua belah pihak, dalam membantu proses dialog bagi masa depan peninsula itu," kata Hasto dalam siaran pers, Minggu (8/5/2022).

Sederet gelar honoris causa juga pernah diterima Megawati dari institusi pendidikan dalam dan luar negeri, salah satunya dari Korea Maritime and Ocean University pada Oktober 2015.

Baca juga: Alasan SIA Nilai Megawati Layak Dapat Gelar Profesor Kehormatan

Gelar doktor kehormatan dari salah satu universitas ternama di Korsel itu diberikan kepada Mega atas dedikasi dan pengabdiannya di bidang politik.

Pada November 2017 Megawati juga mendapat gelar doktor honoris causa bidang demokrasi ekonomi dari Mokpo University, Korea Selatan.

Kebun Raya Megawati di Jeju

Tak hanya dipercaya menjadi utusan perdamaian ataupun menerima gelar kehormatan, nama Megawati juga diabadikan menjadi sebuah kebun raya kecil di Pulau Jeju, Korea Selatan.

Megawati Soekarnoputri Garden diresmikan langsung oleh Megawati dalam kunjungannya ke Korsel, Mei 2017 lalu.

Kala itu, Megawati mengaku mendapat kehormatan namanya diabadikan menjadi kebun raya. Dia juga mengaku senang lantaran tanaman dan alam menjadi salah satu hobinya.

"Orang banyak mengenal saya sebagai seorang yang bekerja di politik. Sebenarnya saya pun mempunyai pekerjaan sangat berbeda dengan pekerjaan politik. Saya merupakan ketua umum Yayasan Kebun Raya Indonesia," kata Megawati kala itu.

Kemesraan Soekarno, Megawati, dan pimpinan Korut

Keistimewaan Megawati di mata pemerintah dan rakyat Korea ini tak lepas dari sejarah hubungan baik Indonesia dengan kedua negara di masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Megawati dipercaya sebagai utusan perdamaian dua negara Korea karena menjadi satu dari sedikit pemimpin yang dapat diterima oleh Korea Utara.

Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) menghadiri pelantikan Presiden baru Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Gedung National Assembly, Seoul, Selasa (10/5/2022).Dok.PDIP/HO/ANTARA FOTO Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) menghadiri pelantikan Presiden baru Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Gedung National Assembly, Seoul, Selasa (10/5/2022).

Secara historis, Megawati memang memiliki kedekatan dengan mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong Il, yang merupakan ayah dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong Un.

Kedekatan Mega dengan Kim Jong Il berawal dari hubungan baik ayahya, Presiden Soekarno, dengan Kim Il Sung, pemimpin Korea Utara pada masanya yang juga ayah dari Kim Jong Il sekaligus kakek dari Kim Jong Un.

Sejak dulu, hubungan diplomatik Soekarno dengan Kim Il Sung memang terbilang mesra.

Soekarno yang menggagas gerakan nonblok kala itu lebih sering menjalin komunikasi dengan negara-negara Blok Timur yang berhaluan komunis, salah satunya dengan Korea Utara.

Sebagaimana diberitakan Kompas, di bawah kepemimpinan Soekarno, lekatnya hubungan Indonesia dengan Korea Utara terlihat dalam poros yang dibangun saat itu: Jakarta-Pyongyang-Hanoi-Peking (Beijing). Poros tersebut dibangun sebagai solidaritas perjuangan bersama anti-imperialisme.

Baca juga: Prabowo Silaturahmi dengan Megawati, Politisi PDI-P: Tidak Ada Pembicaraan Politik

Namun, hal paling monumental dalam hubungan Soekarno-Kim Il Sung tidak terjadi dalam bentuk kerja sama militer atau aksi heroik di medan perang, melainkan "diplomasi lunak" yang terjadi di Kebun Raya Bogor pada 13 April 1965.

Saat itu Kim Il Sung berkunjung ke Indonesia. Soekarno pun membawa tamunya itu berjalan-jalan ke Kebun Raya Bogor.

Di sana, Kim Il Sung terpesona dengan bunga anggrek yang indah. Bunga itu merupakan hasil silangan penyilang anggrek CL Bundt asal Makassar.

Soekarno lantas memberi tahu Kim Il Sung bahwa bunga itu belum memiliki nama. Ia pun menawarkan nama Kim Il Sung menjadi nama bunga anggrek tersebut.

Kim Il Sung mulanya menolak. Namun Soekarno bersikeras memaksa.

Jadilah kemudian bunga anggrek itu dinamai Kimilsungia. Meski bergembira atas pemberian bunga tersebut, Kim Il Sung baru membawanya ke Korea Utara 10 tahun kemudian pada 1975.

Bunga itu kini telah didaftarkan ke lembaga botani di London, Inggris dengan nama Dendrobium Kimilsung Flower. Bunga ini menjadi bunga nasional kebanggaan rakyat Korea Utara sejak 1995.

Adapun Megawati pernah mengungkap bahwa kedekatannya dengan Kim Jong Il terjalin dalam salah satu kunjungan Kim Il Sung ke Indonesia. Saat itu, Megawati masih usia remaja. 

"Ketika Presiden Kim Il Sung datang ke Indonesia membawa putranya yaitu Kim Jong Il. Waktu itu kami menemani beliau berdua, sehingga saya mengenal Kim Jong Il," ujar Megawati kepada wartawan di Seoul, usai pertemuan dengan Presiden Moon, Mei 2017.

Megawati pun menyampaikan duka mendalam ketika Kim Jong Il tutup usia pada 17 Desember 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com