Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besuk Korban Perosotan Kenjeran Park, Menko PMK: Ini Tidak Boleh Terjadi Lagi!

Kompas.com - 09/05/2022, 12:54 WIB
Mutia Fauzia,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan rasa prihatin atas insiden wahana perosotan kolam renang Kenjeran Park Surabaya yang ambrol dan menyebabkan korban luka-luka.

Ia pun mengatakan, hal serupa tidak boleh terulang di tempat lain.

Hal itu disampaikannya saat membesuk para korban luka akibat terjatuh dari wahana perosotan kolam renang Kenjeran Park, di RS Soewandhi dan RS Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (8/5/2022).

"Saya ikut prihatin atas kejadian insiden di Kenjeran Park. Ini tentu saja sesuatu yang tidak boleh terjadi lagi di tempat lain," ujar Muhadjir seperti dikutip dari keterangan tertulisnya.

Baca juga: Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Ambrolnya Perosotan Kenjeran Park Surabaya

Ia pun menyatakan, pengelola tempat rekreasi harus lebih teliti dalam memeriksa kondisi wahana yang dimiliki.

Ditambah lagi, beberapa waktu belakangan sedang menjadi puncak anak-anak dan warga berkunjung ke tempat rekreasi.

Dengan demikian, para pengelola tempat-tempat rekreasi lain pun ia minta untuk mengecek kondisi fasilitas sebaik mungkin supaya tetap dalam keadaan prima dan siap menerima pengunjung.

"Karena sekarang ini sedang puncaknya anak-anak dan warga berkunjung ke tempat rekreasi tolong betul-betul dicek kondisi dari wahana yang dimiliki. Terutama wahana yang punya resiko supaya dicek seperti kalibrasinya dan dicek standarnya," kata Muhadjir.

Baca juga: Cerita Hariyono, Anaknya Jatuh dari Perosotan Kenjeran Park Surabaya: Tiba-tiba Brul!

Di samping itu, dia meminta pengelola tempat rekreasi lebih mengawasi pengunjung dalam menggunakan fasilitas agar tetap mematuhi prosedur. Terutama fasilitas yang memiliki risiko bahaya agar lebih diawasi dengan ketat.

Dia meminta insiden ini menjadi pelajaran untuk pengelola tempat rekreasi supaya tidak terulang kembali.

"Saya mohon petugas-petugasnya juga mengawasi mereka yang menaiki wahana-wahana itu. Jangan sampai penggunaannya melampaui prosedur yang seharusnya. Apalagi kalau wahana yang punya resiko tinggi. Dan harus betul-betul waspada. Apalagi anak-anak kan banyak ulah saat bermain. Harus diawasi betul," jelasnya.

Baca juga: Detik-detik Ambrolnya Perosotan Kenjeran Park, Saksi Tak Dengar Bunyi Patah, Tiba-tiba Air Tumpah Disertai Korban Berjatuhan

Sebagai informasi, sebanyak 16 orang menjadi korban ambrolnya perosotan kolam renang di Kenjeran Park (Kenpark) Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (7/5/2022) siang.

Dari data petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, tercatat ada 16 korban dari musibah tersebut sebagian besar adalah anak-anak.

Sebagian besar para korban dirawat di dua lokasi, yakni di di RS Soewandhi dan RS Soetomo, Surabaya, Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com