KOMPAS.com - Ancaman nonmiliter adalah ancaman yang menggunakan faktor-faktor nonmilter dan dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman nonmiliter dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan informasi, serta keselamatan umum.
Salah satu ancaman nonmiliter berdimensi ideologi adalah gerakan kelompok radikal. Motif yang digunakan gerakan kelompok radikal adalah dalih agama, etnik, atau kepentingan rakyat.
Saat ini, masih terdapat paham-paham radikalisme yang menggunakan atribut keagamaan dan berusaha mendirikan negara dengan ideologi lain seperti yang dilakukan oleh kelompok negara islam Indonesia atau NII.
Kehadiran kelompok tersebut merupakan ancaman terhadap eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengancam kewibawaan negara.
Ancaman berdimensi politik dapat bersumber dari dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri, ancaman berdimensi politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik berupa intimidasi, provokasi, atau blokade politik.
Baca juga: Kemenhan Sebut Tenaga Kerja Asing Ancaman Nonmiliter
Ancaman berdimensi politik dapat menumbangkan suatu rezim pemerintahan, bahkan dapat menghancurkan suatu negara secara total.
Ancaman berdimensi politik dapat menggunakan berbagai macam aspek sebagai kendaraan untuk menyerang suatu negara, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ancaman politik yang timbul dari dalam negeri adalah separatisme. Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Oleh karena itu, separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan instrumen militer.
Ekonomi tidak hanya menjadi alat stabilitas dalam negeri, tetapi juga merupakan alat penentu posisi tawar setiap negara dalam pergaulan internasional.
Ancaman berdimensi ekonomi memiliki potensi menghancurkan pertahanan sebuah negara. Ancaman berdimensi ekonomi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal.
Ancaman iternal dapat berupa inflasi dan tingginya pengangguran, infrastruktur yang tidak memadai, ketimpangan distribusi pendapatan, dan lain-lain.
Sedangkan ancaman eksternal dapat berupa buruknya indikator kinerja ekonomi, daya saing rendah, tingkat ketergantungan tinggi terhadap asing, dan lain-lain.
Ancaman nonmiliter berdimensi sosial budaya dapat berasal dari dalam dan luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Sehingga, muncul permasalahan separatisme, terorisme, dan kekerasan.
Ancaman dari luar timbul bersamaan dengan dinamika yang terjadi di era globalisasi dengan penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negeri yang sulit dibendung.
Akibatnya terjadi benturan peradaban yang lambat laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa semakin terdesak oleh nilai-nilai individualisme.
Baca juga: Literasi Digital Jadi Kunci Hindari Kejahatan Siber
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek membawa manfaat besar bagi umat manusia, tetapi di sisi lain, seiring dengan kemajuan iptek berkembang pula kejahatan yang memanfaatkan kemajuan iptek tersebut seperti kejahatan siber dan kejahatan perbankan.
Kondisi lain yang menjadi ancaman adalah lambatnya perkembangan kemajuan iptek di Indonesia sehingga menyebabkan ketergantungan teknologi terhadap negara maju.
Tingginya tingkat ketergantungan terhadap negara lain tidak saja menyebabkan Indonesia menjadi pasar produk-produk negara lain, tetapi Indonesia juga sulit mengendalikan ancaman teknologi yang bertujuan melemahkan Indonesia.
Secara geografis, Indonesia berada di kawasan rawan bencana, baik bencana alam, keselamatan transportasi, dan bencana kelaparan.
Bencana alam seperti gempa bumi, meletusnya gunung berapi, dan tsunami. Bencana yang disebabkan ulah manusia seperti penggunaan obat-obatan dan bahan kimia psikotropika.
Selain itu, keamanan transportasi juga menjadi salah satu dimensi keselamatan umum yang cukup serius di Indonesia. Dewasa ini, kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi semakin tinggi sehingga terjadi persaingan usaha yang tidak sehat seperti penurunan tarif yang berdampak terhadap keselamatan.
Referensi