Akan tetapi, karena sejumlah luka tembak membuat Suparlan ambruk akibat kekurangan darah.
Baca juga: Operasi Kopassus Bebaskan Sandera Pembajakan Woyla di Thailand
Suparlan lantas tak bisa berdiri lagi. Milisi Falintil kemudian mengepungnya dan menodongkan senjata.
Tak disangka ternyata Suparlan seketika menarik picu granat yang dia simpan di saku seragam tempurnya. Menurut laporan, saat itu dia melompat ke kerumunan milis Falintil sambil mengucapkan takbir.
Seketika itu juga granat itu meledak dan menewaskan Suparlan serta sejumlah milisi Falintil.
Lima anggota Kopassus yang berhasil kabur melihat peristiwa itu. Mereka lantas menyerang balik dengan menggunakan amunisi yang tersisa.
Saat pertempuran usai dan bantuan tiba, Suparlan dan tujuh prajurit Kopassus gugur dalam baku tembak itu.
Baca juga: Mengenal Filosofi Brevet Kopassus, Baret Merah, hingga Pisau Komando
Sebanyak 83 milisi Falintil tewas dalam pertempuran itu, dan beberapa ditangkap hidup-hidup.
TNI Angkatan Darat kemudian memberikan penghargaan berupa kenaikan pangkat menjadi Prajurit Kepala bagi Suparlan. Namanya pun diabadikan menjadi lapangan terbang di Pusdiklat Kopassus dengan harapan semangatnya dalam membela negara tetap abadi dan menurun kepada generasi korps baret merah selanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.