"Perkampungan nelayan dikembangkan menjadi lebih maju. Harapannya tidak ada lagi kampung nelayan dengan kesan miskin, kumuh, dan kotor. Harus lebih tertata dengan baik dan berdaya saing," ujar Trenggono saat peletakan batu pertama Kalaju di Kampung Nelayan Tomalou, Kabupaten Tidore, Provinsi Maluku Utara pada Maret lalu.
Baca juga: Kampung Nelayan Semarang Dipenuhi Sampah Plastik Kiriman
Sementara itu, Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, kegiatan pelatihan diversifikasi olahan ikan dapat menjadi benteng ketahanan pangan dan sumber gizi masyarakat Kota Serang dalam mencapai target angka konsumsi ikan (AKI) nasional.
Sebab, kata dia, persentase AKI di Provinsi Banten masih jauh dari angka yang telah ditargetkan. Untuk itu, melalui kegiatan pelatihan ini diharapkan juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Tingkat konsumsi ikan di Provinsi Banten dikatakan masih di bawah target yaitu 42,94 kilogram (kg) per kapita pada 2019,” imbuh Lilly.
Baca juga: Tingkatkan Konsumsi Ikan, Kementerian KP Adakan Pelatihan Diversifikasi Olahan Hasil Perikanan
Ia menjelaskan, Kementerian KP sendiri telah menargetkan AKI Nasional sebesar 59,53 kg per kapita pada 2022.
Nilai tersebut akan naik menjadi 62,05 kg per kapita pada 2024, sehingga AKI Provinsi Banten perlu ditingkatkan melalui pelatihan pengolahan ikan.
“Selain itu, adanya diversifikasi olahan hasil perikanan ini diyakini akan menciptakan produk olahan ikan yang bervariasi. Dengan begitu bisa menjadi alternatif usaha sehingga dapat diminati banyak masyarakat," jelas Lilly.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Nur'aeni memberikan apresiasi atas digelarnya pelatihan diversifikasi olahan ikan.
Baca juga: 15 Resep Olahan Ikan ala Rumahan untuk Lauk Sehari-sehari
Menurutnya, pelatihan hasil olahan ikan tersebut tak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Akan tetapi juga sebagai upaya pencegahan stunting.
"Kegiatan ini tak hanya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat saja, tetapi juga menggerakkan kesadaran masyarakat Kota Serang. Utamanya anak-anak dan juga lanjut usia (lansia) dalam mengonsumsi ikan yang memiliki nilai gizi tinggi,” jelas Nur'aeni.
Seperti diketahui, Kota Serang merupakan wilayah dengan angka stunting yang masih tinggi. Bahkan persentase AKI di kota ini juga dikatakan masih dikatakan rendah.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas (Kadis) Kelautan dan Perikanan (KP) Provinsi Banten, Eli Susiyanti mengucapkan terima kasih atas terlaksananya kegiatan pelatihan diversifikasi olahan ikan.
Baca juga: 15 Resep Olahan Ikan ala Rumahan untuk Lauk Sehari-sehari
"Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait, terutama kepada pihak Kementerian KP dan juga Anggota Komisi IV DPR RI yang telah menyelenggarakan pelatihan ini,” ucapnya.
Provinsi Banten saat ini, lanjut dia, sudah memiliki 63 jenis makanan olahan ikan. Khususnya di Kota Serang sudah menerapkan zero waste sehingga tidak ada bahan yang terbuang, mulai dari mulai kulit hingga tulang ikan dapat dimanfaatkan.
“Saya berpesan kepada para peserta, apa yang telah diajarkan saat ini bisa diterapkan," jelasnya.
Baca juga: Nelayan Pangandaran Harus Sejahtera Meski Paceklik, Ini Caranya Menurut Pengamat