KOMPAS.com - Dalam rangka mewujudkan pemilihan umum atau pemilu yang demokratis, diperlukan sebuah sistem yang mendukung untuk mewujudkannya.
Sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Bagian atau komponen yang saling bergantung dan saling berinteraksi.
Untuk mewujudkan negara yang demokratis, pemilu adalah cara untuk mengangkat eksistensi rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara.
Sistem pemilihan atau electoral system merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemilihan umum.
Setiap negara memiliki sistem pemilu yang berbeda-beda. Perbedaan diakibatkan adanya perbedaan sistem kepartaian, kondisi politik, dan sosial masyarakat, jumlah penduduk, serta jenis sistem politik.
Sistem pemilu yang baik adalah sistem pemilu yang mampu membuat koalisi antaretnis dan antaragama. Terlebih bagi negara majemuk seperti Indonesia.
Baca juga: Survei SMRC: Mayoritas Responden Tolak Pemilu Diundur
Melalui sistem pemilu yang dilaksanakan dengan baik, konflik yang berpotensi muncul dapat diatasi oleh wakilnya yang duduk di parlemen.
Oleh karena itu, diperlukan sejumlah pertimbangan dalam menentukan sistem pemilihan umum, yaitu:
Baca juga: Pemilihan Umum sebagai Wujud Demokrasi Pancasila
Pertimbangan-pertimbangan tersebut hanya bisa diterapkan di negara demokratis. Di negara dengan sistem politik yang otoriter atau komunis, pertimbangan di atas menjadi tidak relevan dan bahkan pemilu itu sendiri tidak dilaksanakan.
Pemilu merupakan proses politik yang kompleks karena membutuhkan waktu, tenaga, dan dana yang besar.
Terlaksananya pemilu dengan baik menuntut sistem yang cocok dengan kondisi masing-masing negara. Akan tetapi, sebaik apapun sistem yang dirancang, perlu diimbangi dengan regulasi dan penegakan hukum agar proses pemilu tidak dimanipulasi.
Referensi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.