Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegang Presidensi G20, Apa Manfaatnya untuk Indonesia?

Kompas.com - 30/03/2022, 17:01 WIB
Mutia Fauzia,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia telah memulai masa kepemimpinan atau presidensi G20 sejak 1 Desember 2021 dan akan berlangsung sepanjang tahun ini hingga 20 November 2022.

Dengan memegang presidensi ini, Indonesia bakal memimpin forum G20 selama 2022. Sebagai informasi, G20 tidak memiliki ketua tetap sehingga fungsi presidensi dipegang anggota secara bergilir setiap satu tahun.

Lalu, apa manfaat presidensi G20 ini bagi Indonesia?

Dikutip dari buku G20Pedia yang dipublikasi Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) disebutkan, memegang presidensi G20 di tengah pandemi menjadi bukti persepsi positif atas kekuatan ekonomi Indonesia terhadap krisis.

Selain itu, memegang presidensi G20 juga sebagai bentuk pengakuan atas status Indonesia untuk bisa mewakili negara brkembang lain.

Baca juga: G20 di Solo Bahas Isu Perdagangan, Investasi dan Industri dalam Pemulihan Ekonomi Global

Presidensi G20 Indonesia kali ini dinilai mampu memberi nilai tambah bagi pemulihan perekonomian Indonesia setelah terpukul pandemi dalam dua tahun terakhir.

Indonesia pun bisa memanfaatkan momentum ini untuk menunjukkan kepemimpinan di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global.

Setiap pertemuan G20 di Indonesia abisa menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan turut menggerakkan ekonomi.

Dampak Ekonomi

Dikutip dari keterangan tertulis di laman resi Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kepemimpinan G20 Indonesia bakal mendorong penciptaan lapangan kerja dengan jumlah besar.

Ia memperkirakan, nilai lapangan kerja yang tercipta akibat rangkaian agenda G20 bisa mencapai Rp 7 triliun.

“Jumlah sekitar lebih dari Rp 7 triliun, jumlah kesempatan kerja yang tercipta,” kata Sri Mulyani seperti dikutip dari keterangan tertulisnya.

Ia juga sempat mengungkapkan, dengan menjadi tuan rumah rangkaian acara G20, bakal ada lebih dari 3.000 lapangan kerja baru yang terbuka.

Hal ini turut membantu mendorong peningkatan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun.

Adapun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dampak ekonomi yang ditimbulkan dari rangkaian acara G20 lebih besar dua kali lipat dibandingkan dengan penyelenggaraan IMF-World Bank pada 2018 lalu.

Bahkan menurut dia, presidensi G20 bisa membantu penciptaan lebih dari 33.000 lapangan kerja.

"Dengan lebih dari 150 pertemuan yang digelar di 19 kota dan 18.000 lebih delegasi yang akan hadir, presidensi Indonesia akan membantu penciptaan sekitar 33.000 lapangan pekerjaan," kata Airlangga saat upacara pembukaan G20 1 Desember 2021 lalu.

Baca juga: Di DEWG G20, Menkominfo Sebut Pemanfaatan Teknologi Digital Bisa Percepat Pemulihan Global

Untuk diketahui, G20 adalah sebuah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (UE) dengan kelas pendapatan menengah hingga tinggi, atau dari negara berkembang hingga negara maju.

Adapun anggota G20 yakni Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Argentina, Brasil, Inggris, Jerman, Italia, Perancis, Rusia, Afrika Selatan, Arab Saudi, Turki, China, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia, Australia, dan Uni Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com