JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menunjuk Wakil Kepala Latihan Kepala Staf Angkatan Darat (Waaslat KSAD) bidang Kerja Sama Militer (Kermamil) Brigadir Jenderal Iwan Setiawan menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus).
Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/271/III/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI.
Dengan keputusan ini, Iwan akan menggantikan Mayor Jenderal Widi Prasetijono yang dipercaya menjadi Pangdam IV/Diponegoro menggantikan Mayjen Rudianto.
Sedangkan, Rudianto akan menjabat sebagai Inspektur Jenderal Angkatan Darat (Irjenad) menggantikan Letnan Jenderal R Wisnoe Prasetja Boedi yang akan bertugas sebagai perwira tinggi Mabes TNI AD dalam rangka pensiun.
Baca juga: 4 Bulan Terakhir, 3 Kali Terjadi Pergantian Danjen Kopassus
Dalam surat yang ditandatangani dan berstempel Kepala Sekretariat Umum Brigjen Edy Rochmatullah pada 25 Maret 2022 itu, total ada 113 perwira tinggi yang dimutasi.
Sementara, pergantian pucuk pimpinan Korps Baret Merah sendiri telah dibenarkan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Tatang Subarna.
“Terkait mutasi jabatan Pati (perwira tinggi) di lingkugan TNI AD termasuk di antaranya Danjen Kopassus, memang benar adanya,” kata Tatang ketika dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (29/3/2022).
Tatang mengatakan, mutasi tersebut merupakan hal wajar karena diperlukan regenerasi dan pola pembinaan karier prajurit TNI AD.
Baca juga: Jadi Danjen Kopassus, Brigjen Widi Prasetijono Eks Ajudan Jokowi yang Pernah Jadi Dandim Solo
Ia mengatakan bahwa saat ini belum dilaksanakan serah terima jabatan (sertijab) posisi Danjen Kopassus.
“Saat ini belum dilaksanakan serah terima jabatan. Release terkait akan kami sampaikan setelah pelaksanaan sertijab,” imbuh dia.
Penakluk Gunung Everest
Dalam perjalanan di dunia kemiliteran, Iwan tercatat malang-melintang di lingkungan Kopassus.
Jebolan Akademi Militer (Akmil) 1992 dari kecabangan Infanteri (Kopassus) itu pernah merasakan menjadi anah buah Prabowo Subianto, ketika masih menjabat Danjen Kopassus.
Pada periode tersebut, Prabowo pernah membuka seleksi untuk membentuk tim ekspedisi pendakian Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia yang terletak di perbatasan antara Tibet dan Nepal.
Iwan yang kala itu masih berpangkat Lettu mencoba peruntungannya. Dari usahanya, ia lolos seleksi dan menjadi salah satu dari sederet anggota tim tersebut pada 1997.
Dikutip dari hot.grid.id, Iwan mengaku, ketika mengikuti tim ekspedisi ini tak mengetahui apa itu Gunung Everest. Bahkan, ia tak memiliki pengalaman mendaki gunung.
"Saya pada saat itu belum tahu apa itu Mount Everest. Bayangkan, kita naik gunung aja belum pernah, terutama gunung es,” kata Iwan dikutip dari channel Youtube TNI AD.
"Saat itu saya baru lulus komando, memang masih muda, fisiknya masih bagus. Kemudian ada seleksi untuk pendakian Mount Everest," sambung Iwan.
Iwan mengatakan, bagi Kopassus, tugas adalah segalanya sekaligus merupakan salah satu kehormatan.
Hal tersebut juga berlaku bagi pasukan yang nantinya lolos untuk mengikuti tim ekspedisi.
"Alhamdulillah saya menjadi salah satu perwira akademi militer yang lolos dan lulus ekspedisi Mount Everest itu," ujarnya.
Mengetahui dirinya lolos seleksi, Iwan Setiawan pun meminta izin ke Prabowo untuk menikahi kekasihnya sebelum berpetualang ke Gunung Everest. Prabowo kemudian mengizinkan.
Iwan pun menceritakan halangan yang dihadapinya ketika mendaki gunung tertinggi di dunia itu.
Baca juga: Mengenal Filosofi Brevet Kopassus, Baret Merah, hingga Pisau Komando
"Saya baru berjalan 100 meter langsung muntah-muntah. Kaget dan memang tidak siap dengan cuaca dingin," terangnya.
Meski mengalami sakit di awal, Iwan pun tak menyerah karena merasa membawa mandat besar di pundaknya.
"Dan saya satu-satunya perwira Akmil yang memimpin. Tumpuan arah dari Pak Prabowo saat itu, termasuk negara, di mana saya bisa mengibarkan bendera merah putih," paparnya.
Dua hari kemudian, Iwan dan rombongan pun melanjutkan perjalanan. Tak seperti yang diharapkan, Iwan mengalami jatuh bangun.
Baca juga: Jalani Latihan Korps Baret Merah, KSAD: Tidak Mudah Jadi Prajurit Kopassus
"Saya terjatuh di ketinggian 8.500 meter, begitu terjatuh saya terbayang istri saya sedang hamil besar. Saya berdoa untuk bisa selamat dan bisa kembali melihat istri saya melahirkan," tambahnya.
"Saya berhasil sampai Mount Everest kemudian saya di puncak itu kehabisan oksigen. Bayangkan nggak orang bisa hidup di ketinggian 8.500 meter dengan suhu minus 50 derajat?" ujarnya.
Berkat kekuatan doa, Iwan dan rombongan pun berhasil selamat dan mengibarkan Bendera Merah-Putih di Puncak Gunung Everest.
"Begitu kembali, berhasil, saya dijemput sama 20 jenderal waktu itu kemudian kita menjadi orang Asia pertama."
"Kemudian dipanggil sama presiden, mendapatkan penghargaan berupa bintang," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.