Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementerian KP dan FAO "Restocking" Puluhan Ribu Ikan Endemik di Kampar

Kompas.com - 18/03/2022, 19:28 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) bersama Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) melakukan restocking atau pengisian kembali puluhan ribu ikan endemik di sungai Sangolan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Jumat (18/3/2022).

Aksi itu merupakan upaya Kementerian KP dalam menjaga ikan endemik dari kepunahan sekaligus menjamin ketahanan pangan pada masa depan.

Ikan yang ditebar, antara lain 10.000 ekor benih ikan mahseer (semah/dewa) dan 80.000 ekor benih ikan baung.

Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian KP, I Nyoman Radiarta mengatakan, kegiatan restocking tersebut dilakukan untuk mendukung program prioritas Menteri KP dalam pembangunan kampung perikanan budi daya berbasis kearifan lokal.

Nyoman menjelaskan, Sungai Kampar memiliki keragaman jenis ikan yang tinggi. Pada 2010, sekitar 58 jenis ditemukan di Sungai Kampar Kanan dan 86 jenis ditemukan di Sungai Kampar Kiri, salah satunya adalah ikan baung.

Baca juga: Kelola Karbon Biru Indonesia, Kementerian KP Gelar Kegiatan Penelitian dan Konservasi

Namun, keanekaragaman jenis ikan tersebut menurun sebanyak 42 persen. Bahkan, hanya ada 36 spesies yang teridentifikasi pada 2015.

"Hal itu disebabkan banyaknya kegiatan penangkapan yang melebihi daya dukung Sungai Kampar itu sendiri,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat.

Nyoman menyebutkan, langkah strategis restocking tersebut juga berguna untuk memastikan dan menjaga keberadaan stok ikan-ikan di sungai endemik mereka.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian KP Antam Novambar mengatakan, pihaknya mengajak seluruh masyarakat agar memikirkan nasib sumber daya ikan dalam jangka panjang.

Khususnya, kata dia, ikan-ikan lokal di Indonesia yang mulai punah, seperti yang terjadi di Kampar, yaitu ikan semah dan ikan baung.

"Hal yang harus kita pikirkan dalam jangka panjang, kita pelihara, kita harus memisahkan, agar disegerakan. Saya meminta agar BRSDM dapat berkoordinasi dan bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),” ujarnya saat melakukan restocking secara simbolis.

Baca juga: Kementerian KP Kembangkan KJA SMART Ramah Lingkungan untuk Kurangi Limbah Budi Daya Ikan

Antam mengatakan, BRSDM bisa berkoordinasi dengan BRIN agar ikan-ikan endemik di Kampar, Kapuas, Musi bisa dikembangbiakkan masyarakat.

Dia juga meminta bantuan pemerintah daerah melalui Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto memberikan pengarahan kepada masyarakat agar bersama-sama menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan di Kampar.

"Mohon bantuan Bapak Bupati, kita bisa libatkan tokoh agama, kita menangkap dari alam, jadi harus menyayangi alam. Penangkapan ikan tidak boleh pakai setrum, racun, maupun bom," tegasnya.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) bersama Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) melakukan restocking puluhan ribu ikan endemik di sungai Sangolan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Jumat (18/3/2022).
DOK. Humas Kementerian KP Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) bersama Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) melakukan restocking puluhan ribu ikan endemik di sungai Sangolan, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Jumat (18/3/2022).

Sebagai informasi, hasil kajian stock assessment ikan baung di Sungai Kampar dilakukan di tiga lokasi sampling, yaitu Desa Buluh Cina (danau), Kabupaten Kampar, Desa Maktedoh (rawa banjiran), Kabupaten Pelalawan, serta Desa Meranti (sungai kampar), Kabupaten Pelalawan.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com