Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan Jabatan Presiden Hasil Reformasi, Savic Ali: Kekuasaan Tak Pernah Merasa Cukup, Harus Dibatasi

Kompas.com - 16/03/2022, 16:27 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mohamad Syafi’ Alieha atau Savic Ali menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden.

Menurutnya, pembatasan kekuasaan jabatan presiden merupakan tuntutan masa reformasi.

“Jadi itu hasil reformasi, hasil perjuangan banyak orang bahwa kekuasaan tidak pernah merasa cukup, dan dia harus dibatasi,” tutur Savic dalam tayangan YouTube Beginu Kompas.com dikutip Rabu (16/3/2022).

Savic mengatakan, perpanjangan masa jabatan presiden akan mengorbankan banyak hal, salah satunya adalah konstitusi.

“Saya kira enggak cukup alasan lah, apalagi dampaknya itu melanggar konstitusi. Kalau kita mau mengubah konstitusi itu lebih parah lagi,” ucapnya.

Baca juga: Pakar: Perpanjangan Jabatan Presiden Lewat Perubahan Konstitusi Biasanya Berakhir Buruk

Dalam pandangannya, jika konstitusi diubah untuk merealisasikan wacana itu maka Indonesia bukan lagi negara hukum.

“Itu negara kekuasaan. Negara kekuasaan adalah negara yang kalau menemukan hukum tidak cocok, maka hukumnya diubah. Kalau negara hukum, cocok atau enggak ya itu hukumnya,” papar Savic.

“Karena hukum itu juga bukan diciptakan oleh satu dua orang, tapi hasil dinamika banyak sekali elemen bangsa juga situasi zaman,” sebutnya.

Savic mengatakan jika wacana perpanjangan masa presiden direalisasikan, maka akan memicu demonstrasi besar-besaran.

“Saya kira gelombang protesnya sulit diprediksi,” kata dia.

Apalagi, lanjut Savic, generasi muda saat ini sudah lebih banyak yang berpengalaman untuk melakukan demonstrasi.

Baca juga: Isu Perpanjangan Masa Jabatan Presiden dan Wacana Rasa Orde Baru

“Generasi sekarang ini pernah warming up (pemanasan) untuk demonstrasi. Sudah ada (demonstrasi) soal KPK, dan UU Cipta Kerja. Banyak peristiwa ratusan ribu anak di Indonesia sudah pernah demonstrasi,” jelasnya.

Terakhir Savic meminta para elite politik yang mengusulkan perpanjangan masa jabatan presiden tak merasa bisa mengatur negara dengan beberapa orang saja.

Pasalnya ada masyarakat yang juga mesti dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

“Mereka (elite politik) enggak menghitung bahwa ada kekuatan di luar ini yang disebut ekstra parlementarian. Kita mengalami itu di 98. Beberapa tahun kebelakang kita melihat ada kekuatan itu, walau tidak ada leader yang sangat kuat dalam tanda kutip. Tapi itu punya power,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com