Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tiga Isu Prioritas yang Diangkat Kemenkominfo pada DEWG G20

Kompas.com - 16/03/2022, 12:17 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan mengangkat tiga isu prioritas dalam Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi Grouf of Twnety (G20) 2022.

G20 adalah sebuah forum kerja sama yang berisikan 19 negara utama dan Uni Eropa.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate mengatakan, isu prioritas pertama dalam DEWG, yaitu connectivity and post Covid-19 recovery atau konektivitas dan pemulihan pascapandemi Covid-19.

Menurutnya, isu tersebut akan membahas secara signifikan terkait konektivitas digital guna mendukung pengembangan ekonomi pemulihan pascapandemi Covid-19.

“Sebagai Ketua DEWG, terdapat beberapa harapan konkret Kemenkominfo, salah satunya elevasi G20 Innovation League menjadi G20 Digital Innovation Network,” jelas Johnny seperti yang dimuat dalam laman Kominfo.go.id, Selasa (15/3/2022).

Baca juga: RI Diyakini Tetap Akan Undang Rusia di KTT G20

Pernyataan tersebut Johnny sampaikan dalam sesi diskusi kick off meeting DEWG G20 2022 di Grand Hyatt Jakarta Pusat, Selasa.

Johnny melanjutkan, evaluasi berperan sebagai wadah yang membangun dan memfasilitasi kerja sama antara pemerintah dengan pelaku usaha. Inovasi ini seperti digital swasta, startup, venture capital atau kegiatan korporasi lain dengan lingkup global.

Untuk isu prioritas kedua, ia menjelaskan, berkaitan dengan digital skills and digital literacy atau keterampilan digital dan literasi digital.

Johnny mengaku, pihaknya telah mendorong pengembangan kegiatan kecakapan digital dan literasi digital. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam kegiatan ekonomi digital dalam skala global.

Baca juga: Menuju Transformasi Pendidikan, Guru Didorong Miliki Kecakapan Digital

“Kami sama-sama tahu information and communication technologies (ICT) infrastruktur hulu itu enabler dan harus bisa dimanfaatkan di ruang digital. Bapak Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) menyebutnya hilirisasi atau pemanfaatan di sektor hilir di semua bidang termasuk ekonomi digital,” ucapnya.

Adapun prioritas isu tersebut salah satunya dalam bentuk G20 toolkit for measuring digital skills and digital literacy yang nantinya akan membahas alat untuk mengukur tingkat kecakapan dan literasi digital di negara anggota G20.

Lebih lanjut, Johnny mengatakan, isu prioritas ketiga dalam DEWG, yaitu cross border data flow and data free flow with trust atau aliran data lintas batas dan aliran data bebas dengan kepercayaan. Salah satu isu ini akan membahas dari sisi hulu mengenai konsumsi listrik.

“Konsumsi power atau daya untuk data per kapita di Indonesia saat ini masih 1 Watt per kapita. Kami bandingkan dengan konsumsi daya Singapura 100 Watt per kapita, Jepang hampir sama dengan Indonesia, yaitu 10 Watt per kapita,” jelasnya.

Baca juga: Berapa Biaya Konsumsi Daya Mobil Listrik Hyundai Kona Electric?

Dari perbandingan itu, imbuh Johnny, bisa disimpulkan bahwa 1 Watt per kapita konsumsi data di Indonesia setara dengan 270 sampai 300 mega Watt (MW). Apabila standar konsumsi daya sama dengan Jepang, setidaknya Indonesia membutuhkan 9 sampai 10 kali lipat investasi listrik.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, ia menyatakan, hal itu akan menjadi peluang investasi besar di sisi hulu infrastruktur. Belum lagi pemanfaatan hilir yaitu data sebagai kekuatan ekonomi nasional.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com