Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek IKN Dinilai Berpotensi Timbulkan Konflik Agraria Secara Luas

Kompas.com - 14/03/2022, 23:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) memprediksi bahwa megaproyek ibu kota negara (IKN) baru di kawasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara bakal memicu konflik agraria yang luas.

Ketua Departemen Bidang Advokasi Kebijakan KPA, Roni Septian Maulana, membandingkan megaproyek ini dengan proyek-proyek strategis nasional (PSN) yang selama ini juga banyak memicu konflik agraria, baik pembangunan bandara, bendungan, jalan tol, PLTA, dan lain-lain.

Baca juga: Bertemu Jokowi di IKN, Para Tokoh Adat Sampaikan Harapan Pengembangan SDM di Kalimantan

Konflik di Desa Wadas, Purworejo, misalnya, menuai banyak sorotan karena warga bersikeras menolak proyek, sedangkan pemerintah bersikukuh melanjutkan proyek tersebut.

"Bayangkan, PSN kecil yang itu dikerjasamakan dengan pengusaha, misalnya Wadas atau konflik-konflik di Kulonprogo, Majalengka (pembangunan Bandara Kertajati), sekelas itu saja menimbulkan konflik yang begitu banyak," kata Roni dalam diskusi virtual yang dihelat pada Senin (14/3/2022).

Roni mengungkapkan, potensi konflik di kawasan IKN bisa sangat luas karena megaproyek ini saja mencakup 256.142 hektar. Luasan itu berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN.

Dari segi jumlah masyarakat adat saja, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) pada akhir 2021 lalu telah mengidentifikasi sedikitnya 20.000 orang akan terdampak pembangunan megaproyek IKN.

Jumlah itu belum menghitung jumlah masyarakat lokal lain yang tidak termasuk dalam komunitas masyarakat adat, namun ruang hidupnya juga kemungkinan bakal terampas.

Sebelum kehadiran megaproyek IKN saja, banyak kawasan di Kalimantan Timur sudah mengalami konflik agraria akibat tumpang tindih lahan konsesi perusahaan.

KPA mencatat, dalam 5 tahun terakhir, sedikitnya muncul 50 konflik agraria dengan luas 64.000 hektar terjadi di Kalimantan Timur.

Baca juga: Menikmati Malam Saat Berkemah di IKN, Jokowi Pakai Sarung dan Jaket G20

"Bayangkan ini ada 200-an ribu hektar kawasan di Kalimantan Timur yang akan menjadi wilayah ibukota negara baru. Bisa terbayang bagaimana konflik ini tentu akan sangat luas," kata Roni.

"Intervensi aparat bersenjata tentu akan ditemukan di wilayah-wilayah, karena mereka akan beralasan mengamankan proses pembangunan Pak Jokowi, sehingga konflik agraria mau tidak mau akan dihadapi oleh rakyat di Kalimantan itu," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com