Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antropolog Ungkap Makna Penyatuan Air dan Tanah di Titik Nol IKN

Kompas.com - 14/03/2022, 16:50 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses penyatuan tanah dan air di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dinilai sebagai wujud kearifan lokal budaya masyarakat Indonesia yang berharap proyek itu akan berkelanjutan dan langgeng.

"Prosesi penyatuan tanah dan air itu saya pikir sebagai simbol supaya Ibu Kota Negara Nusantara itu terus jaya, sustainable (berkelanjutan), dan langgeng," kata antropolog Sipin Putra kepada Kompas.com, Senin (14/3/2022).

Menurut Putra, penyatuan tanah dan air di titik nol IKN Nusantara adalah salah satu wujud dari kebiasaan yang berkembang di masyarakat.

Putra mengatakan, dalam kepercayaan (believe) masyarakat Jawa ada sebuah kebiasaan yakni membawa segenggam tanah dari tempat kelahiran mereka ketika hendak merantau. Tanah itu nantinya akan diletakkan di tempat mereka merantau. Tujuannya adalah supaya selalu ingat dengan kampung halaman dan diharapkan betah di perantauan.

"Dalam riset saya terhadap para TKI dari Blitar, Tulungagung, dan Kabupaten Malang mereka biasanya membawa segenggam tanah dan disimpan di kain saat merantau ke luar negeri seperti ke Hong Kong. Nanti tanah itu disimpan di rumah majikan mereka, tujuannya supaya mereka kerasan atau betah dan pekerjaan mereka lancar," ujar Putra.

Baca juga: Bawa Tanah dan Air dari Kampung Akuarium ke IKN, Anies Singgung Warga yang Termarjinalkan

Selain itu, Putra mengatakan kebiasaan itu juga biasa dilakukan oleh para pedagang dari Jawa Tengah atau Jawa Timur yang merantau ke daerah lain.

"Nanti biasanya tanah yang mereka bawa dari kampung halaman itu akan diletakkan di tempat mereka berdagang. Supaya mereka merasa ada keterkaitan antara tempat merantau dan tanah kelahirannya," ucap Putra.

Putra mengatakan, makna filosofis seperti itu yang dia anggap ingin diperlihatkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam proyek pembangunan IKN Nusantara.

"Simbol tanah yang disatukan di IKN itu menurut saya ya melambangkan hal itu, yakni supaya kerasan, karena kita kan hidup dengan simbol-simbol," ujar Putra.

Dalam kegiatan itu, Jokowi mengatakan proses penyatuan tanah dan air dari 34 provinsi adalah wujud dimulainya proses pembangunan IKN Nusantara.

"Pada hari ini Senin 14 Maret 2022, kita hadir bersama-sama di sini dalam rangka sebuah cita-cita besar dan pekerjaan besar, yang akan kita segera mulai yaitu pembangunan Ibu Kota Nusantara," kata Jokowi di lokasi acara, seperti dilansir dari Kompas TV, Senin (14/3/2022).

Baca juga: Kemah di IKN, Jokowi Pakai Tenda Sisa Penanganan Gempa Poso 2018

Jokowi mengatakan, acara ini dihadiri oleh 34 kepala daerah dari 34 provinsi di Indonesia. Hadir pula 15 tokoh masyarakat dari Kalimantan Timur.

Ke-34 kepala daerah itu membawa tanah dan air dari daerah masing-masing, yang kemudian diserahkan kepada Jokowi dan disatukan dalam kendi Nusantara.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para gubernur, ini merupakan bentuk dari kebinekaan kita dan persatuan yang kuat di antara kita dalam rangka membangun ibu kota Nusantara ini," ujar Jokowi.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Wandy Tuturoong mengatakan, prosesi tersebut merupakan bentuk kegiatan simbolis. Di Indonesia sendiri, beragam kegiatan simbolis mudah ditemui dan sudah menjadi budaya.

Baca juga: Tanah di Tempat Pengasingan Bung Karno di Bangka Barat Dibawa ke IKN

Halaman:


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com