Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Soeharto Disebut 48 Kali, Ini Isi Naskah Akademik Keppres Serangan Umum 1 Maret

Kompas.com - 08/03/2022, 05:50 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

Setelah tercetus ide Serangan Umum 1 Maret, Sultan menghubungi Panglima Besar Jenderal Soedirman untuk meminta persetujuan.

Barulah ia memanggil Soeharto yang kala itu berpangkat Letnan Kolonel untuk ditunjuk sebagai komandan gerilya.

Dalam pertemuan di kompleks Keraton pada 13 Februari 1949, Soeharto menyanggupi tugas tersebut.

Serangan umum pun dieksekusi pada 1 Maret 1949 pukul 6 pagi. Saat itu, Yogyakarta berhasil dikuasai para gerilyawan selama 6 jam.

Baca juga: Perjalanan Rahasia Soeharto: Menginap di Rumah Warga hingga Bekal Beras dan Tempe

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret pun didengar oleh dunia internasional. Banyak negara yang bersimpati pada Indonesia dalam kegiatan diplomatik di PBB.

Pada 28 Januari 1949 PBB pun memutuskan resolusi untuk menyelesaikan konflik anatra Indoensia-Belanda.

Saat itu dilakukan perundingan antara delegasi Indonesia yang diwakili oleh Mohammad Roem dan Belanda yang diwakili Herman van Royen. Perundingan itu lantas dikenal sebagai perjanjian Roem Royen.

"Hasilnya, pada 24 Juni 1949 Van Royen menyetujui penarikan mundur pasukan
Belanda dari Yogyakarta," bunyi kutipan naskah akademik.

Pada bagian penutup naskah akademik tertulis bahwa ditetapkannya Hari Penegakan Kedaulatan Negara penting untuk memperingati peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Penulisan kembali sejarah tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi krusial karena selama ini telah mengesampingkan peran para tokoh utama bangsa seperti Soekarno, Muhammad Hatta, Panglima Besar Jenderal Soedirman, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan tokoh-tokoh penting lainnya, baik sipil maupun militer.

"Makna pokok peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara ini adalah untuk mengingatkan dan menguatkan kembali komitmen bangsa untuk setia pada cita-cita dan kesepatakan nasional tentang Pancasila sebagai Idiologi negara dan bangsa, UUD 1945 sebagai landasan dasar konstitusi negara, Bhineka Tunggal Ika sebaga motto dan semangat kebangsaan, Merah Putih dan NKRI sebagai simbolsimbol persatuan dan kesatuan bangsa," demikian penutup naskah akademik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com