Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Jangan Baca Tulisan Ini! Nanti Bisa "Diusir" Anggota Dewan Terhormat

Kompas.com - 17/02/2022, 09:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AKHIR-akhir ini wajah parlemen kita tengah “murka”. Kata anak milenial sekarang, tidak ada lagi “santuy-santuy-nya” penghuni rumah wakil rakyat kita. Garang. Penuh angkara murka.

Seperti raja yang tidak mau “disela” dalam bertitah tetapi harus disembah hingga rebah.

Ibaratnya anggota Dewan itu mirip ibu tiri, yang kerap mengusir anak bawaan suami “sambung” seperti cerita-cerita di sinetron layar kaca.

Walau dalam kenyataan, masih banyak ibu tiri yang baik dan tidak suka mengusir. Sosok ibu tiri pokoknya beda dengan anggota Dewan kita.

Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR

Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman teman dekat
Apalagi sanak famili

Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam

Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Merauke

Saudara dipilih bukan dilotre
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara he'eh, juara ha ha ha......

Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR

Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam

Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju......"

Walau penyanyi Iwan Fals belum pernah “diusir” anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), tetapi ia begitu fasih menggambarkan perilaku anggota DPR dalam lagu yang abadi sepanjang masa, “Surat Buat Wakil Rakyat”.

Pengusiran Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim saat menghadiri rapat dengar pendapat Komisi VII DPR dengan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazir di Jakarta (Senin, 14/2/2022), menjadi wajah arogansi parlemen terbaru.

Silmy Karim harus “diusir” dari parlemen karena menurut anggota Dewan yang terhormat tidak menghargai Komisi VII dan jalannya rapat.

Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR Bambang Haryadi, pernyataan Silmy Karim tidak menghormati persidangan dan meminta Dirut Krakatau Steel tersebut keluar dari ruangan rapat (Kompas.com, 15/02/2022).

Pengusiran terhadap Silmy bermula saat Bambang Haryadi selaku pimpinan rapat mengomentari paparan Dirut Krakatau Steel soal proyek blast furnace atau pembangunan pabrik baja sistem tanur tinggi.

Bambang mengaku bingung lantaran pabrik untuk blast furnace dihentikan, sementara di sisi lain ada keinginan untuk memperkat produksi dalam negeri.

Bambang sempat melontarkan kalimat “maling teriak maling” dan Silmy memotong pernyataan ini dengan nada tidak terima.

Belum lagi tambahan kata-kata dari Bambang berikutnya yang meminta Silmy jangan berpura-pura tidak bermain, tetapi nyatanya ikut bermain (Kompas.com, 15/02/2022).

Tentu saja Silmy yang mantan Dirut Pindad meradang dengan tuduhan ini, belum lagi dikaitkan Bambang ada salah satu anggota Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISA) di mana Silmy menjadi ketuanya tengah terbelit kasus di Polda Metro Jaya.

Silmy mendudukkan posisinya dalam rapat adalah sebagai Dirut Krakatau Steel, bukan sebagai Ketua IISIA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com