Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Jangan Baca Tulisan Ini! Nanti Bisa "Diusir" Anggota Dewan Terhormat

Kompas.com - 17/02/2022, 09:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Komunikasi sambung rasa mensyaratkan adanya keterbukaan komunikasi antara para pihak.

Para pihak dalam posisi sederajat, yang satu mewakili rakyat serta pihak lain menjadi pelaksana tugas pemerintahan yang diembannya.

Saling respek, saling menghormati dan saling menghargai karena sejatinya mereka semua sedang bekerja untuk kemaslahatan rakyat.

Semua persoalan seberat apapun, pasti ada jalan temunya. “Gitu aja kok repot,” ucap mendiang Gus Dur.

Kita dianugerahi sebagai orang “Timur” yang dikenal ramah tamah dan mengedepankan sopan-santun.

Saya selalu gagal memberikan pemahaman kepada para mahasiswa saya jika topik perkuliahan yang dibahas mengenai parlemen kita.

Hampir sebagian besar mahasiswa melihat perfomance anggota DPR kita sangat payah dan dinilai negatif.

Top of mind publik – termasuk mahasiswa – mengenai DPR sangat memprihatinkan karena yang diingatnya selalu hal-hal yang negatif.

Pentas “usir-mengusir” di parlemen yang notabene berisikan wakil-wakil rakyat sungguh sangat tidak pantas dilihat oleh masyarakat umum apalagi bagi kalangan muda.

Cukup sudah akhiri arogansi, kesombongan dan sok kuasa dari semua kalangan.

Kalangan muda kita begitu jengah melihat drama demi drama yang dipertontonkan anggota Dewan yang terhormat.

Jangan sampai pola pemikiran kaum muda sudah “terkontaminasi” bahwa menjadi anggota Dewan itu menghalalkan semua omongan kasar dan harus usir-mengusir.

Salah seorang sahabat saya yang masih menjabat menteri di periode sekarang pernah men-chat saya usai ditegur keras anggota Dewan karena dianggap tidak menghargai rapat.

Sahabat saya ini dianggap tidak “eye contact” karena pada saat rapat kerja dengan DPR.

Padahal sang menteri di saat bersamaan mendapat selarik pesan dari Istana melalui gawainya terkait kondisi genting di bidang tugasnya.

Saya tahu, menteri ini disayang Presiden karena kerja kerasnya, tetapi “dihardik” anggota Dewan karena dianggap menyepelekan kehormatan.

Sang menteri kepada saya hanya berujar, ”gila hormat” sohib kita satu ini!

Saya jadi teringat dengan risalah hidup sahabat saya, Didi Supriyanto yang jengah dari “hingar-bingar” politik dan kini bergiat membuka usaha kedai kopi atau caffee bernama “Alasse” di berbagai kota.

Sebagai anggota DPR periode 1999 – 2004 dari Fraksi PDI Perjuangan, Didi paham betul bagaimana “mengelola” emosi politik di parlemen.

“Jadi anggota Dewan itu bukan segalanya, tidak boleh arogan dan sok kuasa. Anggota Dewan itu diberi amanah, harus semaksimal mungkin mau mendengar dan mengakomodir pendapat serta pandangan semua kalangan. Jika ada anggota Dewan sedikit-sedikit suka mengusir berarti gagal menjalankan fungsi pengawasan. Ingat, di atas langit masih ada langit” (Didi Supriyanto)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com