Padahal, rakyat Indonesia lebih menyukai sosok yang sederhana dan ramah. Hal itu, menurut Adi, kurang mencerminkan sikap Puan.
"Masyarakat kita itu kan suka dengan calon pemimpin yang kelihatan merakyat, berbaur, sederhana. Kalau bicara tersenyum, ramah hangat. Nah, yang begitu-begitu belum kelihatan di Puan," kata Adi kepada Kompas.com, Rabu (16/2/2022).
Baca juga: Puan Curhat Tak Disambut Gubernur, Formappi: Masih Banyak Masalah yang Perlu Diseriusi
Puan, menurut Adi, juga kerap kali blunder. Misalnya, menebar baliho ketika masyarakat kesulitan akibat pandemi Covid-19 dan di antara korban bencana erupsi Gunung Semeru.
Belum lagi, aksi Puan mematikan mikrofon di tengah-tengah rapat pengesahan RUU Cipta Kerja di di Gedung Parlemen Senayan pada 2020 lalu. Tindakan Puan itu langsung banjir kritik dan hingga kini masih diingat publik.
"Kenapa tingkat keterpilihan Puan itu rendah? Karena sekalipun banyak dikenal orang, publik kurang respek misalnya dengan gaya komunikasinya, kurang respek, sering blunder jadi tone-nya negatif," ujar Adi.
Adi yakin nama Puan sudah cukup dikenal masyarakat. Namun sayangnya, respons publik terhadap Ketua DPR RI itu kurang baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.