Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Muhaimin di Jabar Masih Rendah, Waketum PKB: Masih Cukup Waktu untuk Berjuang

Kompas.com - 16/02/2022, 16:07 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengaku tetap optimistis ketua umumnya, Muhaimin Iskandar, dapat maju sebagai calon presiden pada 2024 mendatang.

Menurut Jazilul, PKB masih memiliki cukup waktu untuk meningkatkan elektabilitas Muhaimin di Jawa Barat yang masih berada di bawah angka 1 persen.

"Kita sikapi dengan optimis saja toh waktunya masih cukup untuk berjuang menaikkan elektoralnya. PKB akan terus bekerja untuk memenangkan Gus Muhaimin, sebab yang lain elektoralnya tidak tinggi juga," kata Jazilul saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/2/2022).

Baca juga: Digadang Jadi Capres, Elektabilitas Puan, Airlangga, dan Muhaimin di Jabar Tak Sampai 1 Persen

Hal itu disampaikan Jazilul merespons hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) di mana sejumlah elite partai seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani juga memiliki elektabilitas kecil di Jawa Barat.

Menurut wakil ketua MPR itu, ada beberapa upaya yang akan dilakukan PKB untuk memenangkan Muhaimin di Jawa Barat, antara lain dengan menata struktur internal partai di Jawa Barat serta merangkul tokoh agama dan adat Jawa Barat.

Tak hanya memenangkan Muhaimin, kata Jazilul, PKB juga berjuang untuk merebut hati warga Jawa Barat karena PKB ingin menjadi partai pemenang di provinsi berjuluk Tanah Pasundan itu.

"Kami yakin pada saatnya, pelan tapi pasti, Gus Muhaimin akan mengungguli kandidat lainnya," ujar Jazilul.

Baca juga: Cak Imin Angkat Bicara Soal Elektabilitasnya yang Rendah di Sejumlah Hasil Survei...

Diberitakan, hasil survei SMRC menunjukkan, elektabilitas Muhaimin, Puan, dan Airlangga di Jawa Barat masih berada di bawah satu persen.

Berdasarkan simulasi top of mind di mana responden menjawab dengan spontan siapa yang akan ia pilih sebagai presiden, hanya ada 0,4 persen responden yang menjawab Airlangga.

Nama Puan dan Muhaimin bahkan tidak disebut oleh responden, meski masih ada 43,2 persen responden yang menjawab tidak tahu, tidak menjawab, atau rahasia.

Selanjutnya, pada simulasi semi terbuka 29 nama, jumlah responden yang memilih Airlangga sebanyak 0,9 persen, diikuti Muhaimin (0,3 persen), dan Puan (0,1 persen).

Pada simulasi tertutup 10 nama, Arilangga tercatat memperoleh 1,3 persen sedangkan Puan hanya mendapat 0,8 persen, nama Muhaimin tidak dimasukkan dalam simulasi ini.

Baca juga: Manuver Cak Imin di Jawa Timur Gagal Pikat PBNU

Survei ini dilaksanakan SMRC pada 5-8 Februari 2022 dengan metode wawancara melalui telepon kepada 801 responden yang merupakan warga Jawa Barat.

Responden dalam survei ini dipilih secara acak dari database hasil survei SMRC sebelumnya serta dipilih acak melalui metode random digit dialing.

Margin of error survei ini diperkirakan ±3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com