JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar angkat bicara ihwal elektabilitasnya yang masih rendah sebagai calon presiden 2024 berdasarkan penilaian sejumlah survei.
"Itu proses dan kita baru mulai, kita akan lihat 3-4 bulan akan datang," kata Muhaimin di Kampung Nelayan Kalibaru, Jakarta, seperti dilansir dari Antara, Jumat (4/2/2022).
Berdasarkan survei yang dipublikasikan Indikator Politik Indonesia bulan lalu, misalnya, elektabilitas Muhaimin hanya 0,3 persen.
Persentase itu bahkan jauh di bawah Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (0,6 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (1,6 persen), maupun Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto (13,1 persen).
Baca juga: Manuver Cak Imin di Jawa Timur Gagal Pikat PBNU
Sementara itu, berdasarkan survei kolaborasi Politika Research & Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) akhir tahun 2021, elektabilitas Muhaimin sebesar 0,1 persen.
Angka itu jauh di bawah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebesar 0,6 persen, bahkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebesar 4,3 persen, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 21,6 persen.
Di sisi lain, pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengaku, dirinya belum memikirkan untuk masuk ke dalam bursa calon wakil presiden (cawapres). Saat ini, komunikasi politik dengan partai lain masih terus dilakukan.
Ia beralasan, hal itu dilakukan lantaran PKB memiliki 58 kursi di DPR atau setara dengan 9,69 persen total suara nasional.
Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menegaskan masih tersisa waktu dua tahun lagi sebelum Pemilu 2024 dilaksanakan.
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Kembali Tembus 1.000 Orang, Cak Imin: Harus Diwaspadai, Jangan Lengah
Ia mengatakan partainya akan menyikapi hasil survei tersebut. Namun dia kemudian mencontohkan, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin yang tidak masuk dalam hasil survei pada Pilpres 2019, namun tiba-tiba berhasil duduk sebagai orang nomor dua di republik ini.
"Contohnya Ma'ruf Amin yang tidak ada di survei, buktinya jadi wapres," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.