Dilansir dari Kompas.id, Kamis (3/2/2022), Pesawat CN235 merupakan kerja sama antara PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN), yang merupakan nama PT DI sebelumnya, dengan perusahaan pesawat terbang Spanyol Construcciones Aeronautica SA atau CASA (Airbus Defence and Space).
Kerja sama dilakukan dengan skala 50:50 untuk permodalan, produksi, dan pemasaran.
Prototipe Pesawat CN235 dibuat pada tahun 1983 dan diberi nama "Tetuko" oleh Presiden Soeharto. Sementara itu CASA memberi nama "Elena" untuk prototipe pertama pesawat jenis ini.
Pesawat CN235 dibuat sebagai pengembangan dari pesawat C212 Aviocar yang telah diproduksi CASA di Spanyol dan IPTN di Bandung atas dasar lisensi CASA.
Keunggulan lain dari pesawat buatan dalam negeri ini dirancang untuk bisa lepas landas dan mendarat di landasan pendek. Artinya, pesawat CN235 mampu take off dan landing di landasan pacu non-aspal.
Rancangan dasar pesawat CN235 adalah 40 persen untuk angkutan pulang pergi, dan 60 persen lainnya untuk keperluan serba guna seperti angkutan barang dan militer.
Pesawat CN235 dibuat dengan mesin turboprop CT7 buatan General Electric Amerika Serikat. Pesawat tersebut memiliki keunggulan dapat menghemat bahan bakar sebanyak 15 persen dibandingkan mesin lain dengan kemampuan sama.
Mesin CT7 ini merupakan mesin yang sangat terjamin serta dapat dipercaya berdasarkan latar belakang mesin GE T700/CT7-2 yang sudah mencapai lebih dari satu juta jam terbang.
Pesawat CN235pun memiliki beberapa versi, baik yang dibuat oleh Indonesia maupun Spanyol.
Mengutip website indonesian-aerospace.com milik PT DI, IPTN dan CASA mengeluarkan CN235 versi 10 dan versi 100 di awal produksinya, yakni pada tahun 1986.
Ada tiga jenis pesawat CN235 versi 220 milik PT DI, mulai dari CN235-220 Civil, CN235-220 Military Transport, dan CN235-220 Special Mission.
Pesawat CN235-220 memiliki beberapa tipe. Ada yang untuk pesawat angkut, ada juga tipe MPA (Maritim Patrol Aircraft) atau patroli maritim.
CN235-220 telah mengalami berbagai peningkatan berkesinambungan dalam desain, dan aplikasi teknologi.
Metode pembuatannya pun memenuhi standar kualitas tertinggi serta persyaratan operasional yang menuntut untuk berbagai lingkungan yang menantang.
CN235-220 tipe angkut diketahui merupakan pesawat multifungsi yang mudah diubah konfigurasinya, baik untuk angkut kargo maupun angkut penumpang. Pesawat tersebut juga temasuk tangguh, bandel, serta mudah perawatannya.
Di bagian belakang pesawat CN235-220, terdapat Ramp door yang biasa digunakan untuk memasukkan kargo besar, termasuk kendaraan yang lebih kecil.
Dalam keperluan militer, pesawat CN235-220 cocok digunakan untuk penerjunan pasukan. Tipe CN235 ini telah dilengkapi sistem komputer yang diintegrasikan dengan sistem sensor hingga memiliki kemampuan menangkap rute dan pancaran frekuensi.
Sementara untuk tipe MPA, CN235-220 memiliki kemampuan radar untuk dapat menjangkau antara 100 hingga 200 Notical Mile. Ditambah dengan kemampuan kamera beresolusi tinggi, pesawat ini dapat memaksimalkan proses patroli.
Pesawat CN235-220 tipe MPA juga bisa mendeteksi logam dan panas.
PT DI berencana membekali roket pada pesawat CN235-220 MPA. Dengan begitu, personel pesawat yang melakukan patroli bisa langsung melakukan tindakan apabila menemukan adanya pelanggaran.
Untuk tipe CN235-220 MPA, PT DI setidaknya telah membuat 18 unit pesawat. Sebanyak 9 unit digunakan oleh Turki, 4 pesawat untuk Korea, dan sisanya digunakan oleh TNI AU dan TNI AL.
Fitur
Performa
*Dengan cadangan bahan bakar 45 menit
Dalam kolaborasi untuk tujuan ekspor, PT DI menambahkan sejumlah aspek, mulai dari produksi sayap luar, stabilizer horizontal, sirip vertikal, hingga pintu untuk Airbus Defence & Space.
Kemudian, Airbus Defence & Space memproduksi hidung pesawat yang dibongkar, kokpit yang dibongkar, dan sayap tengah untuk PT DI.
Sudah lebih dari 20 negara yang telah menggunakan pesawat CN235. Bukan hanya dari Asia saja, tapi juga termasuk Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa.
Pesawat CN235 akan semakin mendunia setelah adanya kerja sama penjualan dan pengembangan antara PT DI degan Jet Investment Group SAR. Menhan Prabowo Subianto ikut hadir dalam prosesi penandatanganan MoU yang digelar di Hanggar Fixed Wing Final Assembly Line, PT DI, Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/2/2022).
"Saya dukung penuh kerja sama dalam rangka memasarkan produk-produk PTDI terutama CN235 ke pasar internasional," ujar Prabowo dalam keterangan tertulis, Rabu.
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sendiri bahkan sudah memesan 10 pesawat CN235 untuk dipakai di dalam negeri.
"Telah direncanakan pembelian 10 CN-235 produksi PT DI yang merupakan pesawat multirole oleh Pemerintah Indonesia," terang mantan Danjen Kopassus itu.
Prabowo mengatakan, beberapa negara menyatakan minat terhadap pesawat CN-235. Misalnya, Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, serta beberapa negara Asia dan Eropa.
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/03/18110951/pesawat-cn235-mendunia-ini-kehebatannya-buatan-anak-negeri