Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omicron Meningkat, Jokowi: Tetap Tenang, Tidak Panik, Kurangi Aktivitas Tak Perlu

Kompas.com - 28/01/2022, 17:33 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat tetap tenang menghadapi kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.

Namun demikian, ia juga mewanti-wanti seluruh pihak disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Saya minta bapak, ibu, saudara-saudara sekalian tetap tenang, tidak panik, laksanakan selalu protokol kesehatan, kurangi aktivitas yang tidak perlu," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (28/1/2022).

Baca juga: Jokowi: Varian Omicron Masih Akan Meningkat Beberapa Waktu ke Depan

Jokowi mengatakan, eskalasi situasi pandemi masih akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan.

Belajar dari lonjakan varian Omicron yang sudah lebih dulu terjadi di berbagai negara, kata dia, pemerintah sudah melakukan banyak persiapan.

Misalnya, telah dilakukan perbaikan berbagai sarana dan prasarana fasilitas kesehatan yang disesuaikan dengan karakter varian Omicron.

Salah satu yang kini menjadi fokus pemerintah yakni menyediakan layanan kesehatan melalui aplikasi atau telemedicine.

Baca juga: Menkes Sebut Kapasitas WGS untuk Deteksi Omicron di RI Hanya Mampu Uji 2.000 Spesimen Sebulan

Jokowi mengatakan, tidak semua kasus Omicron membutuhkan layanan langsung karena gejalanya tidak membahayakan.

"Yang paling penting meminimalkan kontak, ini akan mencegah penyebaran yang lebih luas," ujar dia.

Ketika tes PCR menunjukkan hasil positif tanpa gejala, kata Jokowi, warga dapat melakukan isolasi mandiri di rumah selama 5 hari.

Sementara, jika hasil tes PCR positif disertai gejala batuk, pilek, atau demam, warga dapat menggunakan layanan telemedicine, ke Puskesmas, atau ke dokter terdekat.

Baca juga: Eijkman Jelaskan Efektivitas Vaksin Booster Lawan Varian Omicron

"Dengan demikian beban fasilitas kesehatan dari Puskesmas sampai rumah sakit bisa berkurang. Ini penting agar fasilitas kesehatan kita dapat lebih fokus menangani pasien dengan gejala berat maupun pasien pasien penyakit lain yang membutuhkan layanan intensif," kata kepala negara.

Presiden pun mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan masing-masing dan meningkatkan imunitas.

"Saya mengajak saudara-saudara sekalian menjaga kesehatan diri masing-masing, sebaik-baiknya untuk meningkatkan imunitas," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, angka penyebaran viris corona varian Omicron di Indonesia terus merangkak naik.

Baca juga: Menkes: 854 Pasien Omicron Pernah Dirawat di RS, 461 di Antaranya OTG

Hal itu sejalan dengan meningkatnya penambahan kasus Covid-19 harian. Pemerintah melaporkan penambahan 9.905 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Maka, hingga Jumat (28/1/2022), total kasus Covid-19 di Tanah Air berjumlah 4.319.175, dihitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Kasus aktif juga bertambah 7.870, sehingga total saat ini ada 43.574 kasus aktif Covid-19 di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com