Selain memberikan pembekalan dan pelatihan mengenai anti-kekerasan seksual secara berkala, proses seleksi mitra pengemudi serta pengawasan dari perusahaan penyedia layanan ride-hailing juga sangat penting.
Proses serta pengawasan tersebut dilakukan sebagai langkah pencegahan kekerasan sedari dini. Hal ini karena mitra pengemudi menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan berkualitas serta perlindungan kepada penumpang perempuan.
Pentingnya pemahaman serta pencegahan kekerasan seksual tersebut pun diamini oleh salah satu mitra pengemudi GrabCar, Kevin Tambalaen.
“Sama seperti melindungi anggota keluarga, saya dan teman-teman driver GrabCar juga melindungi penumpang. Saya juga enggak mau keluarga saya mengalami kekerasan, apalagi kekerasan seksual,” ucap Kevin.
Baca juga: Jangan Pernah Ada Kata Kompromi dan Damai terhadap Pelaku Kekerasan Seksual
Ia menjelaskan, sejak awal mendaftar sebagai driver GrabCar sudah diajarkan berbagai materi, mulai dari cara berkendara sampai kode etik melayani penumpang.
Selain itu, kata Kevin, terdapat pula aturan dan sanksi yang diterapkan jika para mitra pengemudi melanggar hal tersebut.
“Enggak hanya itu, kami juga dilatih bagaimana caranya kalau mengalami kekerasan. Ada fitur Pusat Bantuan di aplikasi Grab, jadi penumpang dan driver terlindungi,” imbuhnya.
Bukan hanya pada layanan ride-hailing, mewujudkan transportasi online yang aman, khususnya untuk perempuan juga memerlukan langkah serius dan keterlibatan banyak pihak. Baik dari perusahaan teknologi penyedia layanan ride-hailing, pemerintah, lembaga terkait, mitra pengemudi, hingga masyarakat umum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.