Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agnes Setyowati
Akademisi

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Kematian Demokrasi dalam Cengkeraman Oligarki

Kompas.com - 18/01/2022, 16:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Singkatnya, politik pertahanan kekayaan dan kekuasaan yang dilakukan oleh kelompok oligarki dapat dilakukan baik secara individual maupun kolektif, dan persamaannya terletak pada kata kunci 'pertahanan' atau defense.

Oligarki dan potensi terbentuknya dinasti politik

Karakteristik sistem oligarki yang terletak pada politik pertahanan kekayaan dan kekuasaan sangat berpotensi memunculkan apa yang disebut dengan 'dinasti politik', yakni suatu sistem kekuasaan politik yang dikendalikan oleh segelintir orang yang masih memiliki hubungan keluarga.

Layaknya sistem kerajaan atau monarki, dinasti politik mewariskan kekuasaan secara turun-temurun kepada orang-orang yang berada di lingkaran keluarga, seperti istri, anak, atau kerabat dekat.

Contoh paling mudah adalah rezim Orde Baru yang ditandai dengan terisinya posisi-posisi strategis negara oleh keluarga dan kerabat Soeharto.

Menurut pakar ilmu politik UGM, Ari Dwipayana, fenomena ini sebetulnya sudah lama membudaya di Indonesia secara tradisional.

Sejarah menunjukkan terdapatnya sistem patrimonial yang lebih memprioritaskan suksesi atau regenerasi politik berdasarkan ikatan genealogis daripada merit system yang mengutamakan kapabiltas individu.

Dalam konteks Indonesia modern, ia menambahkan bahwa patrimonial telah bertransformasi menjadi neopatrimonial.

Jika dulu suksesi dilakukan dengan cara penunjukkan langsung oleh penguasa sebelumnya, maka sekarang dilakukan dengan menggunakan jalur politik prosedural yang dimanipulasi.

Pada praktiknya, dinasti poitik dikategorikan ke dalam tiga model.

Pertama; ketika kekuasaan dipegang penuh oleh lingkaran keluarga atau regenerasi keluarga yang sama.

Kedua; terbagi dalam satu lintas bilik kekuasaan tapi masih dalam satu keluarga, seperti suami dan istri menjabat di posisi-posisi strategis.

Ketiga; kekuasaan yang terbagi dalam lintas daerah, artinya posisi strategis di lintas wilayah masih terisi orang-orang dalam lingkaran keluarga (Thomson, 2012).

Oligarki menggerus demokrasi

Di negara yang menganut paham demokrasi, oligarki seharusnya tidak diperbolehkan karena memiliki daya rusak yang memungkinkan adanya tindakan korupsi, melemahnya rule of law, dan penyalahgunaan wewenang oleh kelompok penguasa.

Lebih parahnya lagi akan sangat menghambat orang-orang yang memiliki kapabilitas dan integritas untuk berkembang.

Namun, Kenawas et.al (2020) dalam tulisan Oligarki Indonesia: Praktik dan Dampaknya Pada Demokrasi dan Sistem Pemerintahan menjelaskan bahwa ironisnya oligarki dalam kaitannya dengan dinasti politik justru umum terjadi di negara-negara demokrasi sehingga hal ini yang menghambat kompetisi politik berjalan adil dan setara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com