Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPR Puji PBNU yang Akomodasi Perempuan di Kepengurusan

Kompas.com - 14/01/2022, 07:33 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Puan Maharani mengapresiasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan Rais Aam Miftachul Akhyar dan Ketua Umum Yahya Cholil Staquf yang telah mengakomodasi perempuan dalam kepengurusan periode 2022-2027.

Menurut dia, hal ini menjadi sejarah baru di kepengurusan PBNU yang sangat membanggakan, terkhusus bagi kaum perempuan.

"Kita tahu selama ini kaum perempuan sudah mendapat ruang cukup besar di lembaga pendidikan pesantren NU. Dengan masuknya perempuan dalam kepengurusan PBNU yang baru, ini adalah sebuah terobosan yang sangat membanggakan," kata Puan dalam keterangannya, Kamis (13/1/2022).

Baca juga: Wajah Baru PBNU di Tangan Yahya Staquf, Masuknya Perempuan di Kepengurusan

Puan berharap, masuknya sejumlah perempuan dalam kepengurusan PBNU yang baru akan semakin memberi warna di salah satu organisasi keagamaan terbesar dunia itu.

"Sehingga semakin membawa NU untuk terus memberi manfaat keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan," jelasnya.

Ketua DPP PDI-P itu melanjutkan, diakomodasinya perempuan dalam kepengurusan PBNU menjadi bukti bahwa seluruh elemen bangsa memiliki semangat untuk memperjuangkan emansipasi perempuan.

Menurut dia, sejauh ini aturan baku untuk keterwakilan perempuan baru ada di ranah politik. Namun, PBNU dinilai telah melakukan aturan serupa di bidang keagamaan lewat pengakomodiran perempuan.

"Meski tidak ada aturan yang mengikat bagi lembaga keagamaan untuk menerapkan hal serupa, PBNU telah melakukannya," nilai Puan.

"Ini hal yang sangat perlu diapresiasi, bukan hanya oleh kaum Nahdliyin, tapi oleh bangsa," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf mengumumkan susunan kepengurusan PBNU periode 2022-2027 pada Rabu (12/1/2022).

Baca juga: Dari Nusron Wahid sampai Khofifah, Ini 7 Politikus di PBNU Era Gus Yahya

Yahya menyebutkan, ada beberapa terobosan dalam kepengurusan ini, salah satunya adalah diakomodasinya perempuan dalam kepengurusan PBNU.

"Baru kali ini, setelah 96 tahun usia Nahdlatul Ulama menurut kalender Masehi atau 99 tahun menurut kalender Hijriah, kaum perempuan diakomodasi di dalam susunan harian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," kata Yahya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Beberapa perempuan yang masuk kepengurusan PBNU antara lain Sinta Nuriyah yang merupakan istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur); Alissa Wahid putri Gus Dur; dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com