Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Baru PBNU di Tangan Yahya Staquf, Masuknya Perempuan di Kepengurusan

Kompas.com - 13/01/2022, 07:01 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengumumkan susunan kepengurusan PBNU periode 2022-2027 pada Rabu (12/1/2022).

Yahya mengatakan bahwa kepengurusan baru ini lebih gemuk ketimbang sebelumnya. Menurut dia, itu guna menjangkau semua konstituen NU yang jumlahnya diklaim hampir mencapai separuh warga Indonesia.

Ada sejumlah poin penting dalam penyusunan kepengurusan baru ini, di antaranya keterlibatan perempuan dalam struktur kepengurusan PBNU.

Kemudian, susunan kepengurusan dirancang sedemikian rupa guna mengambil jarak dengan kepentingan politik praktis.

Keterlibatan perempuan

Sebanyak 11 perempuan masuk kepengurusan baru Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027.

Langkah ini merupakan terobosan, karena sejak NU berdiri pada 1926, perempuan belum pernah masuk kepengurusan struktural.

Yahya menyebut bahwa dimasukkannya perempuan dalam kepengurusan PBNU hanya masalah waktu.

Baca juga: Dari Alissa Wahid hingga Khofifah, Ini 11 Perempuan di Deretan Pengurus PBNU 2022-2027

Menurut dia, sejak awal, tidak pernah ada batasan bahwa kepengurusan PBNU tidak boleh melibatkan perempuan.

"Sekarang baru kita masukkan ini karena kita melihat kebutuhan sudah cukup mendesak, bahwa harus ada perempuan-perempuan yang ikut serta mengelola PBNU ini karena ada masalah-masalah besar terkait dengan perempuan," jelas Yahya.

Ia menambahkan, perempuan-perempuan yang terlibat dalam PBNU 2022-2027 merupakan tokoh-tokoh tangguh yang dapat dilihat dari kiprahnya selama ini.

Salah satu perempuan yang masuk PBNU adalah putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid.

Baca juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Perempuan Masuk Struktur Kepengurusan PBNU

Alissa mengaku sepakat dengan pernyataan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bahwa masuknya perempuan ke tubuh PBNU hanya masalah waktu.

Alissa Wahid saat mendatangi Kantor Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2019).KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari Alissa Wahid saat mendatangi Kantor Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2019).
Ia berharap kebijakan ini dapat membawa perspektif-perspektif perempuan dalam pengambilan kebijakan NU.

"Sejak awal Nahdlatul Ulama, kita sadari ruang perempuan sebetulnya sangat besar. Dalam acara-acara Nahdlatul Ulama juga selalu ada ruang yang sangat besar," kata Alissa.

"Nyai-nyai itu tidak pernah hanya mengurusi Pak Yai, tapi nyai-nyai juga mengurusi pondok putri, mengurusi pengajiannya sendiri, bahkan mengurusi berbagai kegiatan-kegiatan di ruang publik," jelasnya.

Selain Alissa, ada sejumlah tokoh perempuan lain yang masuk struktur kepengurusan PBNU, salah satunya ialah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Alissa dan Khofifah sama-sama menjabat sebagai ketua dalam pengurus harian tanfidziyah PBNU.

Baca juga: Daftar Lengkap Kepengurusan PBNU 2022-2027

Di jajaran mustasyar atau dewan penasihat, ada Nafisah Sahal Mahfudz, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, dan Machfudhoh Aly Ubaid.

Di jajaran a’wan atau dewan pakar, ada Nafisah Ali Maksum, Badriyah Fayumi, Ida Fatimah Zainal, Faizah Ali Sibromalisi, dan Masriyah Amva.

Lalu, ada pula nama Ai Rahmayanti di jajaran wakil sekretaris jenderal di tanfidziyah PBNU.

Jaga NU

Ada sejumlah politikus dan kader partai politik yang diakui Yahya sengaja dimasukkan dalam kepengurusan baru ini.

Ia mengakui ingin agar ada keterwakilan berbagai orientasi politik dalam tubuh PBNU.

"Sebetulnya sudah saya sampaikan berkali-kali. Strategi yang kami pilih adalah dengan memasukkan unsur-unsur dari berbagai kepentingan politik yang berbeda supaya satu sama lain bisa saling menjaga," kata Yahya.

Baca juga: Syuriyah PBNU Akan Rapat soal Rangkap Jabatan Rais Aam Miftachul Akhyar di MUI

"Supaya ketika mereka mengeluarkan atau bertindak menyampaikan sesuatu yang mirip terhadap kepentingan-kepentingan politik, masih bisa langsung diketahui dan tidak bisa mengeklaimnya sebagai suatu yang netral," ia menjelaskan.

Beberapa politikus yang masuk dalam PBNU periode 2022-2027 di antaranya Wakil Presiden Ma'ruf Amin, anggota DPR RI Nusron Wahid dan Nasyirul Falah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Pasuruan Syaifullah Yusuf (Gus Ipul), dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin.

Ma'ruf masuk sebagai anggota mustasyar PBNU, Gus Ipul sebagai sekretaris jenderal, Nusron sebagai wakil ketua umum, Falah dan Khofifah sebagai salah satu ketua, dan Taj Yasin sebagai anggota A'wan.

Baca juga: Syuriyah PBNU Akan Rapat soal Rangkap Jabatan Rais Aam Miftachul Akhyar di MUI

Yahya beranggapan, kepentingan-kepentingan politik akan tetap berusaha masuk PBNU seandainya ia bersihkan kepengurusan itu dari para politikus.

Masuknya berbagai tokoh dengan orientasi politik berbeda justru dianggap dapat menjaga NU agar tidak condong ke kepentingan politik praktis mana pun.

"Justru dengan memasukkan orang-orang yang sudah diketahui memang punya latar belakang politik seperti Pak Nusron jelas Golkar, seperti ada Pak Falah jelas PDI, kemudian nanti ada juga yang jelas PKB dan lain sebagainya, supaya mereka saling menjaga," ujar Yahya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com