"Mempertahankan kasus agar tetap rendah dan mengendalikan kenaikan kasus sedini mungkin masih harus menjadi fokus utama kami di tahun yang akan datang," ucapnya.
Baca juga: Liburan Natal dan Tahun Baru, 10 Provinsi Alami Kenaikan Kasus Covid-19
Sepanjang 2021, Indonesia telah mengalami berbagai dinamika dan tantangan dalam penanganan pandemi Covid-19.
Dinamika tersebut, diawali dengan lonjakan pertama pada Januari 2021, yang diikuti lonjakan kedua pada Juli lalu, hingga Desember saat ini yang dinyatakan terkendali.
Namun, patut disayangkan bahwa lonjakan kasus yang terjadi membuat masyarakat harus kehilangan kerabat, keluarga, hingga sanak saudara.
Untuk itu, Wiku kembali mengajak masyarakat melihat kilas balik penanganan pandemi di Indonesia pada 2021.
Baca juga: Nasib Penanganan Pandemi di Tengah Kontestasi
Kilas balik tersebut bertujuan sebagai pembelajaran agar korban tidak terus bertambah pada hari ke depan. Dengan begitu, Indonesia dapat terbebas dari pandemi dan mencapai endemi Covid-19 pada 2022.
"Sudah sepantasnya kita bersama-sama memetik pelajaran penanganan pandemi satu tahun ini, terutama sebagai pondasi dalam memantapkan langkah bersama menuju 2022 yang produktif aman Covid-19," ujar Wiku.
Apabila melihat kembali kasus positif, lanjut dia, pada 2021 telah terjadi dua kali lonjakan. Pertama dimulai pada akhir 2020, dan terus meningkat mencapai puncaknya pada Senin (25/1/2021). Lonjakan ini berhasil diturunkan selama 15 minggu berturut-turut.
Saat itu, kata Wiku, lonjakan diatasi bersamaan dengan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dan posko pada tiap desa dan kelurahan.
Baca juga: Respons HB X soal Rencana Pemerintah Pusat Terapkan PPKM Mikro di DIY
“Dampak kebijakan ini berhasil menurunkan kasus hingga 70,5 persen dari puncak kasus pertama, dan mencapai titik kasus terendah pada pertengahan Mei,” ucapnya.
Selanjutnya, imbuh Wiku, lonjakan kedua puncaknya pada Juli. Penyebab lonjakan ini karena adanya peluang penularan varian Delta akibat tingginya mobilitas selama periode Idul Fitri 2021.
Kasus melonjak signifikan hingga mencapai puncaknya sebesar 1200 persen dari titik terendah pada Mei, hanya dalam waktu sembilan minggu.
"Kebijakan peniadaan mudik saat itu, nyatanya tidak cukup menurunkan mobilitas penduduk," ucap Wiku.
Baca juga: 461.626 Kendaraan Diputarbalikkan Selama Peniadaan Mudik, 835 Travel Gelap Ditindak
Kendati demikian, berkat usaha keras seluruh pihak khususnya peran aktif masyarakat, lonjakan kedua berhasil ditangani dan hingga kini telah turun selama 23 minggu berturut-turut.
Kabar baiknya lagi, kasus yang berhasil diturunkan hampir 100 persen yaitu 99,6 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan penambahan kasus positif pada Januari 2021, bahkan lebih rendah ketimbang periode sebelum lonjakan pertama.