Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut Negara-negara Maju Ngamuk ke Indonesia karena Setop Ekspor Bahan Mentah Nikel

Kompas.com - 22/12/2021, 19:35 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, banyak negara maju yang mengamuk setelah Indonesia menyetop ekspor bahan mentah nikel.

Bahkan, karena kebijakan penyetopan ekspor ini, RI digugat oleh Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Namun demikian, Jokowi mengaku tak mempersoalkan gugatan itu.

"Musuhnya memang negara-negara maju yang biasa barang itu kita kirim ke sana, ngamuk semuanya, ngamuk semuanya," kata Jokowi di acara puncak HUT ke-7 Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rabu (22/12/2021).

"Kita nikel kita sudah dibawa ke WTO. Dah, nggak apa-apa, ya kita hadapi," kata dia.

Baca juga: Jokowi Bilang Negara Maju Ngamuk ke Indonesia sampai Gugat ke WTO, Apa Masalahnya?

Jokowi mengatakan, penyetopan ekspor bahan mentah nikel merupakan bagian dari upaya industrialisasi dan hilirisasi sumber daya alam Tanah Air.

Presiden ingin Indonesia menghentikan ekspor bahan mentah yang sebelumnya sudah berlangsung selama puluhan tahun.

Lewat proses industrialisasi dan hilirisasi, Jokowi berharap lapangan kerja semakin terbuka luas dan RI mendapat nilai tambah.

"Nikel sudah setop, tahun depan yang saya incar bauksit, bauksit setop. Bauksit sudah, tembaga setop. Tembaga sudah, timah setop," ucap Jokowi.

Presiden pun menyinggung pertemuan G20 yang ia hadiri di Roma akhir Oktober lalu.

Baca juga: Jokowi Siap Beri Izin Konsesi Pertanian Hingga Minerba ke Pemuda NU

 

Dalam suatu kesempatan, ia bersama 15 pemimpin negara lainnya berkumpul dan hendak menandatangani komitmen tentang global supply chain.

Namun, rupanya komitmen itu memuat tentang ekspor bahan mentah.

Jokowi pun memutuskan untuk tidak menandatangani komitmen itu. Langkahnya ini diikuti oleh para pemimpin dunia lainnya.

"Begitu mau masuk ke ruangan, ndak, ndak, ndak kita nggak ikut," kata Jokowi.

"Semuanya bubar, enggak jadi yang namanya ini. Hanya gara-gara kita nggak mau tanda tangan, semua jadi buyar lagi. Karena saya tahu juga ini sebenarnya yang diincar hanya kita saja," tutur dia. 

Baca juga: Jokowi: Butuh Keberanian Stop Ekspor Raw Material, Tak Apa Kalah di WTO

Berkaca dari hal itu, Jokowi mengatakan, dibutuhkan keberanian untuk mengambil berbagai terobosan.

Ia mengaku tak khawatir jika langkah yang ia ambil menyebabkan Indonesia diblok oleh negara-negara lain.

"Di WTO kalah, kalah ya enggak apa-apalah kalah. Tapi kalau enggak berani coba, kapan kita akan melakukan hilirisasi, kapan kita setop kirim raw material," kata Jokowi.

"Keberanian-keberanian seperti itu yang kadang-kadang kita membayangkan, waduh nanti kita di-banned di sini, di-banned di sini, disetop di sini," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com