Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Minta Anak Tuli Bicara, Orangtua: Sangat Menyakiti Hati Saya

Kompas.com - 03/12/2021, 19:15 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu orangtua dari penyandang disabilitas menyayangkan tindakan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang meminta anak tuli berbicara, dalam rangkaian acara Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021.

Iies Arum Wardhani, orangtua dari anak penyandang disabilitas, sempat menghadiri acara Hari Disabilitas Internaisonal yang digelar Kementerian Sosial (Kemensos), pada Rabu (3/12/2021).

Meski Iies mengapresiasi undangan Kemensos, namun ia mengaku sakit hati saat mendengar Risma mengajak anak-anak tuli untuk berteriak.

“Ketika itu, beliau (Risma) mengatakan, ‘ayo berteriak seperti ini’. Itu benar-benar sangat menyakiti hati saya,” kata Iies, dalam konferensi pers Koalisi Organisasi Penyandang Disabilitas Anti-Audism secara daring, Jumat (3/12/2021).

Baca juga: Mensos Risma: Saya Ingin Optimalkan Kemampuan Tunarungu, Minimal Bisa Minta Tolong

Awalnya, ia berharap acara HDI yang digelar Kemensos bisa menjadi acara yang hangat dan memanusiakan anaknya.

Namun, acara itu tidak sesuai harapannya. Sebab, anak-anak tuli diberikan alat bantu dengar dan diminta untuk berbicara.

“Kemudian didorong, menggunakan 'Ayo kamu berkata horee, A, A,’ itu sangat menyakiti saya. Apalagi dengan perkataan, kamu sekarang tidak bisu,” tuturnya.

Sementara itu, Udana Maajid Pratista, penyandang disabilitias tuli, juga menyatakan rasa kecewanya atas acara HDI yang diadakan Kemensos.

Udana juga hadir dalam acara HDI pada Rabu kemarin. Menurut Udana, teman tuli biasanya lebih suka berbahasa isyarat.

“Tapi kemarin seperti ada perasaan, saya merasa sakit hati. Padahal tidak semua tuli itu bisa nyaman untuk berbicara,” ucapnya.

Baca juga: Klarifikasi Risma soal Meminta Tunarungu Berbicara

Diberitakan, Risma dikritik penyandang disabilitas karena meminta penyandang tunarungu untuk berbicara di Hari Disabilitas Internasional, Rabu (1/12/2021).

Berdasarkan siaran dari akun YouTube Kemensos, Risma mengunjungi berbagai stan pameran karya penyandang disabilitas.

Di situ Risma meminta penyandang disabilitas mental dan tuli berbicara menyampaikan hal yang ingin disampaikan secara langsung.

Tindakan Risma ini menuai kritik dari penyandang disabilitas tuli bernama Stefan.

"Ibu, saya harap sudah mengetahui tentang CRPD bahwasannya anak tuli itu memang menggunakan alat bantu dengar, tetapi tidak untuk dipaksa berbicara," kata Stefan dikutip Kamis (2/12/2021).

Baca juga: Tahan Tangis, Mensos Risma: Jangan Pandang Rendah Penyandang Disabilitas

Dalam kesempatan lain, Risma menegaskan, tidak memiliki niat untuk memaksa para penyandang disabilitas tuli untuk berbicara.

Mantan Wali Kota Surabaya ini berharap para penyandang disabilitas tuli dapat mengoptimalkan dan melatih diri untuk berbicara, meminta tolong, apabila berada dalam situasi yang membahayakan diri.

“Untuk apa saya memaksa karena enggak ada gunanya buat saya. Tapi bahwa saya ingin di saat mereka di kondisi terpepet tadi, minimal dia bisa minta tolong atau dia bisa berjuang untuk itu, untuk mengamankan dirinya, karena kasihan sekali,” kata Risma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com